Jarak di Antara Kita

Kamis, Agustus 06, 2009

Jarak di Antara Kita (The Space Between Us)Jarak di Antara Kita by Thrity Umrigar Femmy Syahrani (Translator)

My rating: 4 of 5 stars

432 pages
Published 2007 by Gramedia Pustaka Utama (first published 2005)
ISBN 9792233962 (ISBN13: 9789792233964)



Prasangka membuat hati menjadi buta. Seringkali orang kehilangan daya kritisnya ketika berprasangka, bahkan lebih kejamnya adalah tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar yang terlahir dari prasangka.

Maya, seorang gadis yatim piatu, mahasiswa jurusan Akuntasi sebuah Universitas di Bombay, harus mengalami aborsi. Ia tinggal dan dibesarkan oleh neneknya sepeninggal orangtuanya. Bhima, neneknya, bekerja sebagai pembantu di rumah orang keturunan Parsi di Bombay. Ia bekerja pada majikannya yang bernama Shera. Shera sangat mengasihi Bhima, seperti keluarganya sendiri, termasuk juga anaknya, Dinaz, sangat menyayangi Bhima. Dinaz menikah dengan Viraf, dan sewaktu Dinaz hamil, mereka pindah ke rumah Shera, berhubung Shera hanya sendiri setelah suaminya, Feroz meninggal. Bhima bertugas mencuci piring, menyiapkan makan pagi, makan siang, dan makan malam keluarga tersebut. Ia sangat mengagumi kerukunan keluarga Shera dan menantunya, ia membandingkan dengan kehidupan keluarganya saat itu.

Selain cucunya, Bhima tidak punya keluarga lagi. Suaminya, pergi meninggalkannya dengan membawa putranya, Amit. Sementara ia sendiri tinggal dengan putri tertuanya, Pooja yang adalah Ibu dari Maya. Pooja menikah dengan Raju, mereka pindah dari Bombay ke Delhi untuk bekerja dan Maya mereka titipkan di rumah neneknya. Siapa sangka, penyakit yang belum ada obatnya di dunia ini, AIDS menggerogoti tubuh kedua orangtua Maya ini, dan akhirnya mereka terbaring tempat pengabuan jenazah. Jadilah Bhima membesarkan cucunya dengan kasih sayang, segenap curahan kasihnya ditumpahkan pada cucunya ini. Selain ia, Shera juga memperhatikannya dengan membiayai Maya kuliah di jurusan akuntansi. Hingga sampai suatu hari, Bhima menemukan cucunya muntah-muntah dan mengatakan padanya bahwa ia ingin berhenti kuliah. Betapa marahnya Bhima ketika mengetahui hal ini. Kemarahan dan iba bercampuraduk menjadi satu ketika melihat cucu satu-satunya itu. Dengan pertimbangannya dan setelah ia menceritakan kejadian tersebut pada majikannya, iapun berkeputusan untuk membawa Maya ke dokter untuk diaborsi, dengan satu tujuan: menyelamatkan masa depan sang gadis.

Sebelumnya, Bhima memaksa Maya untuk memberi tahu siapa gerangan ayah sang bayi yang ada di kandungan Maya, karena ia merasa laki-laki itu harus bertanggungjawab atas kehdupan Maya. Ternyata Maya tidak terus terang dengan neneknya, dan pekerjaan aborsipun dilakukan.

Krisis cinta dan pengkhianatan. Sebenarnya itu yang dirasakan oleh Bhima dan Shera. Walau dengan kehidupan yang berbeda status sosial dan martabat, ternyata manusia tetap sama di hadapan manusia lainnya. Tetap butuh kasih sayang, butuh hangatnya belaian kasih, dan punya rasa sabar yang terbatas. Shera, sebelum menikah dengan dengan Feroz, adalah seorang wanita yang cerdas, cantik, dan gemilang dalam karirnya. Akhirnya harus meninggalkan karirnya karena menikah dengan Feroz. Namun sayang, kelakuan Feroz yang tidak diketahui ketika masih berpacaran, terlihat olehnya seperti macan yang mencabik-cabik kulitnya. Feroz sangat membela ibunya-mertua Shera-, sesuaidengan adat setempat,seorang wanita yang datang bulan, tidak boleh bersentuhan dengan orang lain. Hal itu yang menjadi titik awal 'permusuhan' Shera dengan ibu mertuanya. Ibu mertua Shera, Banu, tidak mengizinkan shera keluar dari kamar, menginjak lantai, bahkan sekedar lewat di depannyapun tidak boleh. Shera mengharapkan pembelaan dari Feroz, namun ternyata Feroz lebih memilih membela ibunya. Tidak hanya itu, Shera adalah korban KDRT dalam rumahnya, baik dari suaminya maupun dari ibu mertuanya. Dinaz-lah yang membuat ia bertahan.

Setali tiga uang, Bhima juga mengalaminya. Kemiskinan membuatnya harus tetap bekerja dan melupakan kesenangannya. Saat-saat dimana ia ditipu oleh akuntan perusahaan suaminya. Ketika suaminya, Ghopal dirawat di rumah sakit karena kecelakaan kerja. Akuntan dari kantor suaminya mendatanginya dan mengatakan bahwa ia diperintahkan untuk menemui Bhima karena tindakakan medis yang harus diambil. Di tengah kekalutannya, ia membubuhkan cap jempol atas surat yang sama sekali tidak dimengertinya, yang ternyata adalah surat pernyataan bersedia keluar dari pekerjaan dan tidak dibayar pesangon sesuai ketentuan. Sejak saat itu, suaminya lari ke minuman keras, Ghopal sering memeras Bhima dengan meminta uang untuk membeli minuman keras. Hingga akhirnya sepucuk surat mengakhiri kebersamaan mereka dalam suasana keluarga yang utuh.

Penderitaan dan dan airmata senantiasa menemani kehidupan Shera dan Bhima, namun ketabahan dan kerja keras dan meyakini bahwa cinta akan membelai di akhir hidup mereka, membuat mereka terus bertahan. Suatu ketika Maya berterus terang, Apakah suatu kebenaran menjadi suatu kabar baik atau kabar buruk? biarlah kedewasaan dan hati nurani yang menilai.

Novel ini sangat bagus aliran ceritanya. Mbak Femmy sangat bagus dalam menerjemahkan novel ini, kata-katanya sangat indah dan membuat saya terpukau dengan jalinan kalimatnya. Selain itu, kita bisa mengetahui kebudayaan di India, terutama hidup di tengah keluarga orang berada maupun papa. Saya merasa semakin terupgrade wawasannya dengan membaca karya ini.

You Might Also Like

0 komentar