Para Pemuja Matahari

Selasa, Agustus 09, 2011

Judul: Para Pemuja Matahari
Penulis: Lutfi Retno Wahyudyanti
Desain cover & Ilustrasi: Yulia Qomariah
Lay out: Poras Sofrano
Tata cetak: Tri Rizqita
Penerbit: Kotak Permen, Yogyakarta, Juni 2011
ISBN: 9786029932607

Darimana orang membaca hidupmu? dari apa yang kau tulis. Sedikit dari kita yang menyadari bahwa meninggalkan sesuatu dari segelintir hidup lewat tulisan, itu akan bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama.

Naia adalah seorang gadis berusia 19 tahun. Ia seorang mahasiswi Antroplogi serta seorang putri tunggal dari sebuah keluarga yang cukup berada. Keadaan keluarganya yang mapan ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Pergerakannya di rumah, selalu diawasi mamanya. Praktis, ia pun menjadi anak rumahan, yang hanya mengenal rute: rumah-kampus-rumah. Muncul pemberontakan kecil dalam dirinya manakala ia menyaksikan teman-temannya yang bisa berpergian ke luar kota tanpa ada yang melarang. Naia menyusun rencana agar bisa berlibur tanpa harus didampingi mamanya. Ia ingin menerobos ke dunia luar.

Rencana disusun. Dalam rencananya, Naia ingin menyusuri Pulau Jawa dari Barat hingga ke Timur. Rute pertamanya yaitu perjalanan Yogyakarta-Jakarta dengan kereta api ekonomi. Naia termasuk gadis yang nekat. Demi keinginannya tercapai, ia rela memotong pendek rambutnya agar berpenampilan seperti laki-laki. Alasannya, demi keamanan perjalanannya. Apakah hal seperti ini pernah terjadi di dunia nyata, saya tidak tahu namun menarik juga pengalaman seperti ini.


Banyak berjalan, banyak melihat. Naia melihat dari dekat alam-alam indah. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya. Ia senang sekaligus takut. Takut karena ia misi perjalanannya tidak diketahui oleh ibunya. Ibunya pasti melarang jika tahu Naia pergi sendiri. Namun keinginan Naia lebih kuat daripada ketakutannya. Baginya, kesempatan tidak datang dua kali. Dan ia berusaha mewujudkan mimpi petualangannya.

Tempat-tempat yang dituju oleh Naia adalah hasil penelusuran di internet serta foto-foto dokumentasi dari rekan Naia. Naia merasa kehidupannya selama ini terlalu biasa, ia merasa takjub dengan pengalaman-pengalaman baru yang menegangkan. Sebut saja naik kereta ekonomi dari Jakarta-Merak, mendaki puncak Gunung Salak, ke Nusakambangan, Karimun Jawa serta ke Kawah Ijen.

Selain berkunjung ke tempat baru, ia juga banyak bertemu dengan teman-teman baru. Naia mendapat pengalaman baru ketika pertama kali bertemu dengan Dhani yang membawanya ke kehidupan malam Jakarta, bertemu dengan Sadim, orang Baduy, bertemu dengan Rangga dkk yang menjadi partner mendaki, Bowo di Nusakambangan, Aaron di Karimunjawa dan Anggun dkk yang membawanya ke Kawah Ijen.

Mungkin yang menjadi sedikit 'kelemahan' buku ini ialah kurang akuratnya data-data dimana Naia berada. Sebenarnya, dengan memberikan informasi yang sedikit lebih detil, membuat pembaca dekat dengan lokasi. Contohnya: ketika perjalanan Naia ke Badui, tidak disebutkan nama stasiun dimana banyak sekali penumpang yang berlomba masuk ke dalam kereta. Kedua, ada baiknya terdapat tips-tips kecil dalam rangka travelling ke suatu tempat, apakah itu tips mencari penginapan, tips mencari persewaan kendaraan, dan sebagainya. Atau juga ada info singkat mengenai keunikan daerah wisata tersebut yang dibuat dalam box kecil di setiap akhir bab. Ilustrasi Naia juga cukup bagus, cuma menurut saya wajahnya rada komik Jepang, alih-alih wajah Indonesia. Mungkin juga Naia ada wajah Jepang kali yah. :)

Terakhir, cover. Pemilihan kulit cover menurut saya cukup bagus, saya tidak tahu warna apa tepatnya, tapi cukup bagus. Yang sedikit mengganggu adalah tidak adanya 'bridging' yang menjelaskan foto-foto yang ada di cover. Itu dimana dan siapa, tidak terinformasi di buku ini. Namun saya yakin, foto itu mengacu pada tempat yang dikunjungi oleh Naia.

Lutfi cukup jeli melihat segmen backpacker travelling belum begitu banyak diolah menjadi novel sehingga ia menulis novel ini yang menurut dugaan saya adalah hasil perjalanannya sendiri. Bagi saya sendiri, tempat-tempat yang dikunjungi Naia adalah tempat yang sama sekali belum pernah saya datangi. Paling tidak, saya sudah 'berkenalan' dulu melalui "Para Pemuja Matahari".

@hws09082011

You Might Also Like

7 komentar

  1. ehh kayaknya lucu nih bukunya...selalu suka baca buku ttg traveling =)

    BalasHapus
  2. aku baru kali ini baca tentang travelling mbak :D
    mayan buat inspirasi kalau mau travelling, hehehe

    BalasHapus
  3. Cerita ttg perjalanan selalu menarik ya.
    eh .. jadi para pemuja matahari itu maksudnya yang suka jalan-jalan alias travelers ?? :)

    BalasHapus
  4. @astrid: bukan mbak. justru kata penulisnya, itu yang menarik. kalau dikasih tahu disini malah nggak seru, hehehe..PM aja deh yaa :d

    BalasHapus
  5. Ini pengarangnya ternyata tetangga kecamatan sama sayah ...telat taunya hiks

    BalasHapus
  6. @dion: astaga...ternyata tetanggaan toh..:o
    udah pernah bertemu tentunya, hehehe

    BalasHapus
  7. Menarik konsepnya. Terkungkung, Ingin Keluar, Tertantang. Khas anak muda bangettt :D

    BalasHapus