Kisah Abrukuwah

Senin, Oktober 03, 2011

Judul: Kisah Abrukuwah
Pengarang: Sori Siregar
Ilustrasi dan Desain Sampul: Rully Susanto
Penerbit: PT Gramedia, 2003
Tebal: 138 halaman

Salah satu kenikmatan membaca kumpulan cerita pendek menurut saya adalah saya mendapat berbagai permenungan dari satu penulis. Kemahiran penulis menampilkan persoalan dalam kurang lebih 1500 kata menurut saya adalah hal yang luar biasa. Sori Siregar memotret kehidupan nyata dalam sebuah cerita. Mungkin hal itu disebabkan profesinya sebagai wartawan yang banyak menyaksikan peristiwa dan dekat dengan kehidupan masyarakat.

Buku ini berisi sepuluh cerpen terpilih karya Sori Siregar. Semuanya telah dimuat pada media cetak nasional dalam kurun waktu`1994 s.d.2001. Cerpen pertama tentang seorang wartawan yang dinterogasi aparat. Saat itu ada isu yang beredar adalah ada gerakan yang diduga mengancam kehidupan bangsa. Abrukuwah, nama wartawan itu dimintai keterangannnya. Sebagai wartawan, ia ditakuti aparat karena wartawan bisa saja akan menulis apa saja yang dialami selama pemeriksaan, Situasi terakhir menunjukkan bahwa pemeriksaan oleh aparat selalu ada unsur kekerasan.

Cerpen-cerpen Sori menunjukkan realita. Pada cerita Bram, pertanyaan tentang pekerjaan yang sedang digeluti selalu menjadi topik menarik bagi suatu perkumpulan reuni almamater. Pilihan pekerjaan yang mungkin berbeda oleh orang kebanyakan, menjadi sorotan Sori. Pada cerita Makam, lebih unik lagi. Sori menggambarkan sebuah mitos di sebuah wilayah, dimana ada makam yang dibuat keramat oleh warga. Menurut isu,ada kontraktor yang ingin menggusur tanah dimana ada makam itu. Dengan skenario cerdik, akhirnya makam itu dipindahkan.

Buku ini cukup tipis dan berukuran kecil. Baca pelan-pelan, ada pelajaran di tiap cerpen Sori ini. Selamat membaca.

Sori Siregar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 12 November 1939. Nama lengkapnya ialah Sori Sutan Sirovi Siregar. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika.

You Might Also Like

4 komentar

  1. aku baca buku ini pas masih kuliah, sukaaaa banget, apalagi endingnya banyak yang penuh kejutan ^^

    BalasHapus
  2. bener mas
    kejutan pada ending cerpennya ini sungguh tak terduga :a

    BalasHapus
  3. Kok aku blum pernah lihat di toko buku ya? Menurutmu, klo dirating dapet nilai berapa? Klo dibandingin sama cerpen2 lamanya seno, lebih "dalem" mana?

    BalasHapus
  4. ini buku lama lut. terbitan tahun 2003, aku sendiri lupa dapet buku ini dimana. Kalau dibandingkan dengan SGA, kayaknya lebih njelimet SGA deh, kayaknya kalau baca karyanya SGA kita harus punya wawasan juga.

    tipe-tipenya SGA seperti ini nih (Cintaku Jauh di Komodo):
    Aku dan kekasihku diciptakan dari sepasang bayang-bayang di tembok yang tubuhnya sudah mati, dan semenjak saat itu kami menjadi semacam takdir ketika tiada sesuatu pun di dunia ini yang bisa memutuskan hubungan cinta kami

    Pencernaan terhadap karya SGA agak lebih membutuhkan energi ekstra, sementara Sori lebih bercerita seperti cerita sehari-hari.

    Kalau ditanya lebih dalem mana, tergantung selera juga sih :j

    BalasHapus