Judul: Dewi Kawi
Penulis: Arswendo Atmowiloto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Oktober 2008
Tebal: 136 hlm; 20 cm
ISBN-10: 9792240640
Kisah ini bercerita tentang seorang pengusaha sukses yang bernama Eling. Ia biasanya dipanggil juragan Eling oleh anak buahnya. Juragan Eling dikenal baik, ulet, dan pekerja keras oleh anak buahnya. Dalam menjalankan usahanya, juragan Eling dibantu oleh adiknya yang setia yaitu Waspodo yang biasa dipanggil Podo. Juragan Eling membangun usahanya dari bawah. Awalnya ia bekerja sebagai pemeras air daun kol yang membusuk di pasar. Kemudian, ia beralih mengolah air kelapa. Air kelapa sangat laku karena dapat membuat daging ayam menjadi empuk dan gurih.
Dari olahan air kelapa, ia meningkatkan jenis produknya yaitu membuat sari buah seperti sari buah jeruk, kedondong, bengkoang, dan rambutan. Pada salah satu merknya terdapat tulisan Kawi. Eling sendiri mengaku bahwa ia belum pernah ke Gunung Kawi di Jawa Timur. Seluruh usahanya tersebut ia rintis bersama sang adik, Podo. Podo mendampingi Eling dari masa susah hingga sukses. Namun, di balik kesuksesannya, juragan Eling merasa bahwa ia perlu berterimakasih pada seseorang yang ia anggap sebagai dewi keberuntungan dan kesuksesannya. Ia menugaskan adiknya untuk mencari seorang perempuan yang berjasa padanya. Perempuan itu bernama Kawi.
Kawi adalah perempuan yang dulu tinggal di lokalisasi pelacuran. Dengan Kawi, Eling muda mendapat kebahagiaan dan kepuasan sebagai seorang laki-laki. Ketika Kawi mengajak Eling untuk kawin, Eling menolak dengan alasan ia belum mapan. Sebagai adik yang berbakti, Podo berusaha menyenangkan kakaknya dengan mencari perempuan bernama Kawi. Sekian banyak foto dibawa oleh Podo dari hasil pencariannya, namun tidak ada sosok yang sesuai menurut Eling. Sampai Podo akhirnya meninggal, Eling masih penasaran untuk mencari Kawi yang semakin membuat hatinya semakin rindu.
Penulis: Arswendo Atmowiloto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Oktober 2008
Tebal: 136 hlm; 20 cm
ISBN-10: 9792240640
Kisah ini bercerita tentang seorang pengusaha sukses yang bernama Eling. Ia biasanya dipanggil juragan Eling oleh anak buahnya. Juragan Eling dikenal baik, ulet, dan pekerja keras oleh anak buahnya. Dalam menjalankan usahanya, juragan Eling dibantu oleh adiknya yang setia yaitu Waspodo yang biasa dipanggil Podo. Juragan Eling membangun usahanya dari bawah. Awalnya ia bekerja sebagai pemeras air daun kol yang membusuk di pasar. Kemudian, ia beralih mengolah air kelapa. Air kelapa sangat laku karena dapat membuat daging ayam menjadi empuk dan gurih.
Dari olahan air kelapa, ia meningkatkan jenis produknya yaitu membuat sari buah seperti sari buah jeruk, kedondong, bengkoang, dan rambutan. Pada salah satu merknya terdapat tulisan Kawi. Eling sendiri mengaku bahwa ia belum pernah ke Gunung Kawi di Jawa Timur. Seluruh usahanya tersebut ia rintis bersama sang adik, Podo. Podo mendampingi Eling dari masa susah hingga sukses. Namun, di balik kesuksesannya, juragan Eling merasa bahwa ia perlu berterimakasih pada seseorang yang ia anggap sebagai dewi keberuntungan dan kesuksesannya. Ia menugaskan adiknya untuk mencari seorang perempuan yang berjasa padanya. Perempuan itu bernama Kawi.
Kawi adalah perempuan yang dulu tinggal di lokalisasi pelacuran. Dengan Kawi, Eling muda mendapat kebahagiaan dan kepuasan sebagai seorang laki-laki. Ketika Kawi mengajak Eling untuk kawin, Eling menolak dengan alasan ia belum mapan. Sebagai adik yang berbakti, Podo berusaha menyenangkan kakaknya dengan mencari perempuan bernama Kawi. Sekian banyak foto dibawa oleh Podo dari hasil pencariannya, namun tidak ada sosok yang sesuai menurut Eling. Sampai Podo akhirnya meninggal, Eling masih penasaran untuk mencari Kawi yang semakin membuat hatinya semakin rindu.