Fiksi Lotus Vol.1 Kumpulan Cerita Pendek Klasik Dunia

Kamis, Juni 21, 2012


Judul: Fiksi Lotus Vol.1 Kumpulan Cerita Pendek Klasik Dunia
Penerjemah: Maggie Tjojakin
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Desain cover: Steven Andersen
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan I: April 2012
ISBN: 9789792283532

Ini adalah buku kumpulan cerita pendek klasik kedua yang saya baca setelah Kisah-kisah Tengah Malam karangan Edgar Allen Poe yang saya baca. Kedua buku tersebut sama-sama diterjemahkan oleh Maggie Tjojakin. Pekerjaan menerjemahkan sekaligus mengklasifikasikan cerita pendek tersebut dalam kelompok-kelompok, tentunya tidak mudah. Mungkin seandainya cerita pendek tersebut adalah postingan-postingan pada sebuah blog, maka hal yang paling simpel dilakukan adalah memberi label pada tiap-tiap cerpen agar mudah dilakukan pengelompokan, seperti tahun terbit, asal pengarang, tema cerpen, dan sebagainya.

Dari 14 penulis cerpen ini, saya hanya pernah membaca karyanya Ernest Hemingway dan Jean-Paul Sartre. Itu menunjukkan pengetahuan saya akan penulis karya sastra klasik masih minim. Untuk itu mari berkenalan dengan para penulis-penulis lainnya. Hasil penelusuran di wikipedia dan sumber-sumber lainnya diperoleh informasi-informasi sebagai berikut.



1. Walter De La Mare (25 April 1873 – 22 Juni 1956) dikenal dengan nama pena Walter Ramal. Salah satu puisinya yang terkenal adalah Song of Childhood (1902). Ia pernah bekerja di departeme akunting di perusahaan minyak (1890-1908). Karyanya banyak berisikan tentang pemikiran imajinatif, antara dunia khayal dan dunia nyata. De La Mare menulis kurang lebih 100 cerita pendek, kumpulan cerita pendek diantaranya The Riddle, And Other Stories (1923), On The Edge (1930), And A Beginning, And Other Stories (1955).

2. John Collier (3 May 1901 – 6 April 1980) cerita pendeknya The Chaser diadaptasi menjadi serial TV di Amerika The Twilight Zone

3. Bjørnstjerne Martinius Bjørnson seorang penulis Norwegia yang memperoleh Nobel Sastra tahun 1903. Ayahnya adalah seorang pastor di tanah kelahirannya, Kvikne. Tiga tokoh utama di cerita ini. Si Pastor, Sang Ayah, dan Sang Anak barangkali adalah latar belakang kehidupan Bjørnson. Namun pemaknaan akan cerita ini lebih jelas bila kita melihat biografi Bjørnson secara lengkap.

4. William Sydney Porter (11 September 1862 – 5 Juni 1910). Ia menulis sekitar 381 cerita pendek ketika ia pindah ke New York. Khas pada tulisan cerita pendeknya adalah plot twist ending, yaitu ending yang di luar dugaan pembaca. Cerita The Gift of the Magi dalam buku ini cukup menyentuh. Sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana memberi dengan hati. Kata Magi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti tiga orang bijak (Majus) yang memberi hadiah pada bayi Yesus. Ia seorang peminum yang parah. Karena penyakit liver dan diabetes yang juga membuat karir kepenulisannya turun, dan meninggal pada tahun 1910.

5. Hector Hugh Munro (18 Desember 1870 – 13 November 1916) dengan nama pena Saki. Cerita-cerita pendek Saki banyak menginspirasi lahirnya film maupun pertunjukan seni, seperti he Playboy of the Week-End World (1977), Wolves at the Window (2008), Saki Shorts (2003), dan Miracles At Short Notice (2011).

6. Stephen Crane (1 November 1871 – 5 Juni 1900). Ia membawa aliran naturalisme dan realisme dalam karyanya. Ernest Hemingway memfavoritkan novel karangan Crane, Red Badge of Courage, sebagai buku terbaik dalam sastra Amerika. Crane meninggal pada usia 29 tahun karena penyakit tuberculosis.

7. Ernest Hemingway (21 Juli 1899 – 2 July 1961). Ia menerima nobel sastra tahun 1954. Gaya menulisnya disebut Iceberg theory. Halliday, E.M. (1956) menyatakan bahwa teori tersebut adalah He makes use of physical action to provide an interpretation of the nature of man's existence. It can be convincingly proved that, "while representing human life through fictional forms, he has consistently set man against the background of his world and universe to examine the human situation from various points of view. Hemingway menderita penyakit liver dan kecanduan minum minuman keras. Hemingway meninggal tahun 1961 karena bunuh diri.

8. Anton Chekhov (29 Januari 1860 – 15 Juli 1904)sebelum menekuni kepenulisan, Chekhov berprofesi sebagai seorang dokter. Tujuan awalnya menulis adalah semata-mata untuk kepentingan finansial. Hal ini agak mirip dengan apa yang dilakukan oleh Alexandre Dumas. Namun kemudian ia memberikan pengaruh besar atas dunia cerita pendek. Ibunya, Yevgeniya, adalah seorang pencerita yang pandai bagi keenam anak-anaknya.

9. Shirley Jackson (14 December 1916 – 8 August 1965). Salah satu kumpulan ceritanya, The Lottery telah difilmkan. Karyanya The Bird's Nest (1954) and The Sundial (1958). The Haunting of Hill House (1959) dipilih sebagai novel horor yang paling menarik sepanjang abad 20.

10. Dorothy Parker (22 August 1893 – 7 June 1967). Seorang penulis dan penyair yang lahir di New Jersey, Amerika. Kehidupan yang tidak bahagia pada masa kecilnya turut menyumbang dalam karya-karyanya. Ia menekuni dunia penulis setelah pindah ke New York. Kumpulan puisi pertamanya, Enough Rope diterbitkan tahun 1926.

11. Franz Kafka. (3 Juli 1883 – 3 Juni 1924) Kafka adalah seorang novelis dan cerpenis dari Jerman. Kafka dianggap sebagai penulis terbaik abad 20. Sebelum menjadi penulis full time, ia bekerja di perusahaan asuransi namun ia keluar karena waktu kerjanya yang tidak memungkinkan bekerja maksimal dalam menulis.

12. Naguib Mahfouz (11 December 1911 – 30 Agustus 2006). Selama hidupnya, ia menghasilkan kurang lebih 350 cerita pendek. Peristiwa revolusi Mesir tahun 1919, membekas di ingatannya dimana pasukan Inggris menembaki para demonstran saat itu. Kritik sosialnya terlihat pada cerpen yang berjudul "evil adored" pada buku ini.

13. Jean-Paul Sartre (21 June 1905 – 15 April 1980). Seorang filsuf dari Prancis. Ia menjadi profesor filsafat pada usia 26 tahun Le Havre. Tulisannya sarat dengan nuansa filosofis. Sartre mengajarkan eksistensialisme, dimana setiap manusia memiliki kebebasan menentukan apa makna hidupnya. Hal ini tercermin dalam cerpennya dalam buku ini, The Wall.

14. William Somerset Maugham (25 January 1874 – 16 December 1965). Pada usia 16 tahun, ia belajar sastra dan filsafat di Heidelberg University. pada tahun 1974, ia membuat the Somerset Maugham Award untuk mendukung para penulis Inggris muda berbakat yang berusia sebelum 35 tahun. Dengan bayaran tertinggi pada tahun 1930, ia sangat kaya raya, termasuk membangun perpustakaan baru bagi King's College, Canterbury, England.

Dari pengenalan singkat para penulis cerpen ini saya melihat bahwa kebanyakan penulis-penulis tersebut adalah penulis yang sukses pada masa karirnya. banyak diantara karya mereka yang dijadikan film, teater, bahkan menjadi karya yang terbaik pada masanya. Beberapa penulis memang berasal dari profesi tertentu, namun mereka benar-benar berkarya setelah menggeluti dunia tersebut secara penuh. Beberapa penulis meninggal muda, ada yang dikarenakan sakit, ada yang karena kebiasaan merokok dan minum minuman keras, namun ada yang tetap berkarya sampai usia tua.

Beberapa bagian cerpen yang saya anggap menarik adalah antara lain adalah pertama, cerita berjudul "Charles" ketika ayah Laurie mengingatkan istrinya perihal kekhawatirannya tentang suasana sekolah anaknya:"Di dunia ini pasti ada seseorang yang memiliki tabiat seperti Charles. Lebih baik Laurie sadar sekarang daripada nanti."

Kedua, cerita Dering Telepon, kisah yang berputar-putar tentang keinginan seorang wanita akan panggilan telepon dari sang kekasih. Agak menggelikan bagaimana resahnya menunggu telepon dikaitkan dengan doa oleh narator: "Ah, jangan biarkan doaku terasa ringan dan tak berarti bagi-Mu, Tuhan. Engkau duduk di atas sana, dikelilingi para malaikat dan bintang-bintang, dan aku justru datang kepadaMu untuk mengadu tentang dering telepon. Ah, jangan tertawa, Tuhan. Kau tidak tahu seperti apa siksaan ini..."

Ketiga, cerita berjudul Republick, dimana penulis cerita menggambarkan apa yang menjadi fenomena ketidakadilan sosial yang menjadi pangkal penyebab kericuhan dan keamanan pada suatu kota:..saya melihat banyak sekali yang masih kelaparan, sehingga mereka condong berteriak dan membuat kericuhan gara-gara rasa lapar yang mendera. Di waktu yang sama, mereka yang tidak kelaparan justru mengkonsumsi makanan dan minuman secara gila-gilaan.

Keempat, cerita Menjelang Fajar. Cerita ini adalah yang paling panjang dari semua cerita di buku ini. Di tengah penantian hukuman mati, Ibbieta merasakan rindu yang sangat dalam pada kekasihnya yang diutarakan dengan kalimat berikut: semalam, aku rela memberikan apa saja yang aku miliki demi melihatnya sekali lagi, bahkan untuk lima menit saja. Itu sebabnya aku menyinggung namanya dalam pembicaraanku dengan Tom semalam, karena perasaan rindu itu ternyata lebih kuat daripada keyakinanku untuk tetap tenang, terkendali.

Cerpen-cerpen ini adalah bagian kecil dari hidup penulis-penulis tersebut. Fiksi Lotus ini mungkin merupakan pengenalan akan siapa sastrawan dunia abad 20 dan 21. Masih jauh dari memadai untuk mengenal semuanya. Buku ini juga sangat minim menginformasikan tentang para penulisnya, karena mungkin fokusnya adalah cerita itu sendiri, bukan penulisnya. Saya berharap edisi mendatang paling tidak biografi singkat para penulis tersebut dilengkapi dengan fotonya. Saya jadi bertanya-tanya, apakah di Fiksi Lotus tidak ada karya penulis Indonesia?

Mungkin suatu saat ada juga yang berminat untuk menerbitkan kembali cerpen-cerpen klasik karya penulis Indonesia, agar kita sendiri mengerti (walau sedikit) siapa dan apa karya-karya yang pernah tersiar di dunia sastra Indonesia. Kita harus akui dan sewajibnya menghargai, tanpa ada sumbangsih HB Jassin dengan pusat dokumentasi sastranya, tidak pernah ada dokumen tentang sastra Indonesia.

 
Helvry Sinaga | 21 Juni 2012

You Might Also Like

6 komentar

  1. Mungkin suatu saat ada juga yang berminat untuk menerbitkan kembali cerpen-cerpen klasik karya penulis Indonesia, agar kita sendiri mengerti (walau sedikit) siapa dan apa karya-karya yang pernah tersiar di dunia sastra Indonesia. <-- Setuju banget Bang.

    BalasHapus
  2. Mungkin karena tagline-nya "kumpulan cerita pendek klasik dunia", maka karya penulis Indonesia tidak dimasukkan karena memang penulis Indonesia (sayangnya) belum sempat masuk 'klasik dunia'. Mungkin harusnya ada buku terpisah yang mengumpulkan khusus cerpen2 karya penulis Indonesia ya?

    BalasHapus
  3. @alvina: yoo sekali-sekali bikin proyek baca bareng penulis klasik indonesia :a

    @mba fanda: iya mungkin juga cerita penulis Indonesia belum mendunia, tapi nggak salah juga kalau penerbit memasukkan satu atau dua cerpen klasik Indonesia, biar kita juga kenal :a

    BalasHapus
  4. Bang Helvry, mnrtku kata "dunia" memang meng-konotasikan "luar sana", jadi penulis indonesia tidak dimasukkan. Dan bukan karena karya indonesia kurang bagus dibanding yg ada di buku ini. Karya klasik dari Sitor Situmorang, atau yg kontemporer yg srg muncul di kompas mnrt sangat bagus.

    Buku ini mgkn lbih ingin memperkenalkan cerpen2 dari penulis klasik dunia. Kalo diliat, byk dr mereka sebenarnya tidak dikenal sebagai penulis cerpen, lebih sebagai penulis novel. Jadi di sini kita diperkenalkan bhw mrk jg menulis cerpen dan seperti itulah karya2 mereka.

    Btw, aku lg bikin Sastra Indonesia Reading Challenge, mau ikut? :)
    http://mademelani.wordpress.com/2012/06/05/sastra-indonesia-reading-challenge-2012/

    Dimana sih sbnrnya kita bisa liat daftar penulis2 yg dianggap sastra Indonesia, suatu daftar yg lbih terpercaya? mana yg dianggap klasik, mana bukan? ada sih di wiki, tp mnrtku gak terlalu baik.

    BalasHapus
  5. btw juga, foto di atas, buku2 yg numpuk di belakangnya menggiurkan bgt! :)

    BalasHapus
  6. @mbak melani: maksud saya karya klasik Indonesia loh mbak...hehehe...tapi kadang saya berpikir, apakah peminatan dari pembaca Indonesia sendiri masih kurang terhadap sastrawan Indonesia? itu mungkin perlu pengujian. Sebenarnya bisa diukur dari sejauh apa pengetahuan kita akan sastrawan/wati Indonesia beserta karya-karyanya.

    mengenai foto tumpukan buku di atas, itu tumpukan buku di meja saya loh..dan menunggu antrian untuk dibaca dan direview (kalau sempat) :c :c :c

    BalasHapus