Judul: The Count of Monte Cristo
Judul Asli: Le Comte de Monte-Cristo
Pengarang:Alexandre Dumas
Penerjemah: Nin Bakdi Soemanto
Tebal: 568 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka Maret 2011(pertama kali diterbitkan 1844)
ISBN: 9786028811248
Kita perlu menelusuri sejarah Prancis sebelum memahami konteks cerita The Count of Monte Cristo. Peristiwa pada cerita novel ini berlatar belakang Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789. Revolusi Prancis ditandai dengan dihancurkannya Penjara Bastille yang diketahui sebagai lambang kesewenangan kerajaan. Apa yang melatarbelakangi Revolusi Prancis? Terjadi krisis ekonomi dan kelaparan di Prancis, kebebasan beragama tidak teraspirasi, perilaku tidak etis oleh para bangsawan, protes kaum buruh dan petani, korupsi dimana-mana. Krisis yang terutama pada saat itu adalah tidak berpihaknya hukum pada rakyat kecil. Hukum dinilai hanya menguntungkan para bangsawan dan gereja. Sampai ketika menteri keuangan Louis XVI pada saat itu, Jacques Necker, membeberkan bahwa negara mengalami defisit karena penggunaan uang pajak dihambur-hamburkan untuk kepentingan raja dan parlemen alih-alih kepada rakyat. Necker tidak disukai Raja Louis XVI, dan Necker pun dibunuh.
Judul Asli: Le Comte de Monte-Cristo
Pengarang:Alexandre Dumas
Penerjemah: Nin Bakdi Soemanto
Tebal: 568 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka Maret 2011(pertama kali diterbitkan 1844)
ISBN: 9786028811248
Kita perlu menelusuri sejarah Prancis sebelum memahami konteks cerita The Count of Monte Cristo. Peristiwa pada cerita novel ini berlatar belakang Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789. Revolusi Prancis ditandai dengan dihancurkannya Penjara Bastille yang diketahui sebagai lambang kesewenangan kerajaan. Apa yang melatarbelakangi Revolusi Prancis? Terjadi krisis ekonomi dan kelaparan di Prancis, kebebasan beragama tidak teraspirasi, perilaku tidak etis oleh para bangsawan, protes kaum buruh dan petani, korupsi dimana-mana. Krisis yang terutama pada saat itu adalah tidak berpihaknya hukum pada rakyat kecil. Hukum dinilai hanya menguntungkan para bangsawan dan gereja. Sampai ketika menteri keuangan Louis XVI pada saat itu, Jacques Necker, membeberkan bahwa negara mengalami defisit karena penggunaan uang pajak dihambur-hamburkan untuk kepentingan raja dan parlemen alih-alih kepada rakyat. Necker tidak disukai Raja Louis XVI, dan Necker pun dibunuh.