Kamis, 26 Desember 2019

Selamat Mengaku oleh Andar Ismail

Soal identitas menjadi persoalan karena banyak orang yang tidak mengerti bagaimana menempatkan identitas demi kepentingan kehidupan bersama yang harmonis. Identitas hanya sekedar menjadi pembeda, tidak diupayakan mencari persamaannya sehingga yang meruncing adalah konflik antara kami-kita, aku-kamu. Pada seri selamat mengaku ini, identitas adalah soal penting yang menerangkan siapa kita. Namun setelah itu terang, apa selanjutnya? apakah selesai atau terus menerus mencari perbedaan?







Identitas bukan sekedar terberi, namun terus menerus dalam proses menjadi. Dalam perjalanan proses tersebut, terbuka ruang penerimaan. Penerimaan bahwa terkadang terdapat perbedaan identitas ataupun perbedaan pilihan. Dalam seri selamat mengaku ini antara lain mengulas tentang jalan hidup seseorang yang memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia, sperti Hartojo Andangdjaja, novelis Sushaku Endo, Dorothy Marx, Rembrandt, Philip Melancton, Fanny Crosby, Johanes Ludwig Chryostomus Abineno dan tokoh lainnya. Saya melihat mereka semua memiliki suatu visi dan prinsip yang jelas tentang dirinya. Apa yang menjadi karya-karya mereka hingga sekarang di dunia teologi, seni, pemikiran, merupakan cerminan atas identitas diri mereka yang dengan konsisten dibangun terus-menerus hingga dapat dinikmati generasi saat ini. Pelajarannya adalah, identitas atau pengakuan yang terang atas diri memberikan dampak karya yang sangat luas. Tidak ada jaminan bahwa hidup mereka bebas dari pendertiaan, namun dalam memperjuangkan identitas tersebut, pengorbanan mereka tidak sia-sia.

Kembali saya kutip pokok-pokok tulisan Andar Ismail dalam Selamat Mengaku, seraya membuat saya juga membangun identitas diri saya.



  1. Pengakuan tiap agama bersifat relatif. Artinya, kebenaran pengakuan itu tergantung dari siapa pengakunya. Teologi dan pedagogi memakai pola pikir relativisme untuk memberi ruang bagi munculnya pengakuan pilihan atau pengakuan bandingan dari sudut pandang yang berbeda-beda.
  2. Sayangnya, banyak orang yang kurang tahu bahwa semua pengakuan iman itu awalnya berasal dari jawaban yang menanggapi pertanyaan.
  3. Identitas atau jati diri adalah ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda. Sebetulnya identitas adalah kata Latin yang berarti kecocokan yang sungguh cocok.
  4. Persoalan tentang akses untuk mendekati Allah menjadi isu perdebatan di gereja-gereja pada awal abad ke-2, ketika semua rasul telah tiada. Pada waktu itu gereja masih mencari identitas.
  5. Lelaki harus macho, sebaliknya perempuan harus kemayu. Konstruksi identitas seperti itu menempatkan lelaku dan perempuan di dua kutub yang berlawanan. Pola pikir seperti itu disebut oposisi biner atau binary opposition. Psikologi, pedagogi, teologi, dan ilmu-ilmu social lainnya meragukan pola pikir seperti itu. Tanpa sadar kita semua memakai pola pikir itu dalam identitas seks.
  6. “Tetapi permintaanku, biarlah perempuan boleh mengeluarkan perasaan hatinya dan buah pikirannya… dan berilah ia kuasa atas segala yang harus dikuasainya agar jangan sama ia dengan boneka yang bernyawa saja.” (Marah Rusli – pada roman Siti Nurbaya, 1920).
  7. Ramalan swagenap atau self-fulfilling propechy atau juga Pygmalion efek yaitu kalau bersikap “aku bisa” maka kita akan bisa melakukannya. Sebaliknya, kalau bersikap “aku tidak sanggup”, maka benarlah kita jadi tidak sanggup. Dalilnya adalah jika seseorang, entah itu murid, pasien, karyawan, kader, pemimpin, atau lainnya sejak awal sudah mempunyai persepsi positif, maka persepsi itulah yang sangat mungkin terwujud.
  8. “ I had nothing left to live for, now that I had achieved my lifelong quest of seeing my son come to faith in Christ”. Doa Monika pada Aurel, putra tunggalnya. Monika adalah simbol ibu yang tiap malam meneteskan air mata untuk putra atau putrinya.
  9. Apa arti taurat? Dalam bahasa ibrani, thora berarti pengajaran, yaitu pengajaran tentang perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan Allah untuk umat. Thora juga berarti pemandu yang memandu umat pada kehendak Allah. Itu arti yang sesungguhnya. Selain itu ada beberapa arti sampingan, yaitu ketetapan, hukum, peraturan, pedoman, dan pegangan. Salah kaprah hukum taurat saat thora diterjemahkan sebagai nomos ke dalam bahasa Yunani pada 130 SM yang berarti hukum, atau undang-undang.
  10. Saya sudah punya jati diri yang saya syukuri dan akui. Saya adalah Siem Hong An alias Andar Ismail. Tidak lebih. Tidak kurang. Titik.
  11. Ignoransi tentang Alkitab agaknya adalah penyebab kematian banyak gereja. Itu bisa terjadi pada tiap gereja.
  12. Dalam keseharian-Nya Yesus beragama. Namun, ia tidak menonjolkan identitas agama. Respek-Nya kepada Allah bukan digembar-gemborkan, melainkan diwujudkan dalam respek kepada orang-orang di sekitar tanpa mempersoalkan apa bangsa dan agama mereka.
  13. Para pemuka agama terus mencari kesempatan memancing Yesus untuk mengucapkan hal-hal yang bisa tergolong menodai agama. Itulah isu paling empuk untuk menjebak Yesus.
  14. “Semangat kasih sayang yang terpancar dari Perjanjian Baru amat mengesan pada saya…saya merasa menemukan kasih sayang yang saya rindukan.” (Hartojo Andangdjaja).
  15. Saya merasa telah diuleni dan dibentuk dari seorang loper koran menjadi penulis Seri Selamat. Proses pengulenan dan pembantukan oleh jari-jari tangan Tuhan selama sekian puluh tahun ini saya akui sebagai sebuah mujizat.
  16. Siapa sebenarnya Sushaku Endo (1923-1996)? Ia adalah sastrawan Jepang Kristen Katolik yang unik. Puluhan novelnya berkisar tentang pergumulan dan penderitaan akibat mengaku Kristus sebagai Juruselamat. Ciri khas novelnya adalah konflik batin yang menuntut keputusan yang serba salah. Banyak orang mengira bahwa konsep silence dalam novel-novel Endo berarti keheningan. Sebenarnya yang dimaksud bukan keheningan, melainkan kebungkaman atau kebisuan.
  17. Dorothy Marx mengajar agama di ITB dan Unpad. Pelajaran agama yang biasanya dianggap membosankan berubah menjadi memikat dan menantang. Materinya bukan dogmatis, melainkan etis. Menjadi Kristen bukan tampak dari ibadah, melainkan perilaku. Ia menekankan menyatunya iman dan perbuatan, disiplin, kerja keras, kesungguhan, dan kejujuran.
  18. Tertawa itu berharga. Hanya manusia yang bisa tertawa, hewan tidak. Sudahkah Anda tertawa hari ini?
  19. Rembrandt (1606-1669) melukiskan kisah Abraham mengorbankan putranya, Ishak. Kekuatan lukisannya terletak pada kontras gelap-terang, detail, akurasi, aksentuasi, dan ekspresi fisik dan emosi.
  20. Ambisi adalah Hasrat yang kuat yang bisa membangun, namun juga bisa menghancurkan. Dalam diri Absalom dan Macbeth, ambisi itu menghancurkan. Ambisi berubah menjadi keserakahan dan kejahatan. Jika tidak dikendalikan, ambisi bisa membuat kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal sehat.
  21. Dalam pedagogi, rasa malu menyangkut harga diri atau kehormatan diri, yaitu kesadaran tentang nilai yang kita berikan kepada atau tentang diri sendiri. Rasa malu bukan hanya berkaitan dengan apa yang kita perbuat, melainkan terutama dengan siapa diri kita. Rasa malu menyerang harga diri dan mengakibatkan disintegrasi diri. Semakin tinggi harga diri, semakin tinggi tuntutan untuk berbudi tinggi dan menjauhi perbuatan yang bikin malu.
  22. Cerita anak yang hilang adalah perkara luka perasaan. Luka seperti itu butuh waktu panjang untuk bisa pulih.
  23. Seorang professional adalah orang yang mengaku atau menjunjung tinggi keahliannya dan mengabdikan keahliannya secara optimal. Dalam Bahasa Inggris, akar kata profession adalah to profess, yang berarti mengaku  dengan komitmen penuh dan bertanggung jawab atas segala konsekwensi. To profess mengandung implikasi jangka panjang, berbeda dari sekadar to confess.
  24. O the pure delight of a single hour, that before Thy throne I spend. When I kneel in prayer, and with Thee my God, I commune as friend with friend. Fanny Crosby (1820-1915).
  25. Sehelai taplak meja memungkinkan pasangan Silas dan Eunike bertemu kembali setelah 35 tahun, terpisah karena penyerbuan Hitler di Austria. Mereka bertemu di pinggir kota Brooklyn, Amerika.
  26. Angels, from realms of glory, wing your flight o’er all the earth; Ye who sang creations’s story. Now proclaim Mesiah’s birth: Come and worship, come and worship. Worship Christ, the new born king! Syair Natal oleh John Montgomery pada 24 Desember 1816 di harian Sheffield Iris.
  27. Johanes Ludwig Chryostomus Abineno (1917-1995) telah tiada. Namun, buku-bukunya masih terus dicari dan dibaca sampai hari ini. seperti kata lagu, “Old authors never die…never die, they just fade away!”
  28. Banyak orang yang tidak tahu Philip Melanchton (1497-1560). Dialah yang menerjemahkan Alikitab berbahasa Yunani ke dalam bahasa Jerman. Selain itu ia memasok pemikiran beribu-ribu halaman kepada Martin Luther. Buku Melanchton yang terkenal adalah Loci Communes. Ia dimakamkan di sebelah Martin Luther.
  29. Terry Cooper, pendeta yang bersekolah pedagogi menyatakan bahwa ketika menghakimi, kita membutuhkan kesalahan orang lain untuk menghindari kesalahan kita. Pemikiran yang menghakimi adalah pemikiran yang kecanduan pada kesalahan orang lain. Sikap menghakimi menemukan identitasnya dalam sesuatu yang sebenarnya bukan dirinya. Sikap ini mendefinisikan dirinya melalui apa yang ia tentang.
  30. Jadi identitas bukan hanya apa definisi kita tentang diri kita, melainkan juga apa definisi orang lain tentang kita. Identitas bukan hanya terbentuk dalam diri kita, melainkan juga terbentuk dalam relasi kita dengan orang lain.
  31. Primordial berarti sudah ada sejak lahir atau sejak aal. Primordialisme berarti pandangan yang menjunjung tinggi hal-hal yang sudah ada sejak lahir. Akar katanya primarius, yang berarti asal mula.
  32. “ho proistamenos en spoude” harfiahnya adalah memimpin dengan rajin. Kata rajin diturunkan dari kata spoudazo yang sarat makna. Spoudazo berarti mau kerja dan bisa kerja, rela capek dan tahan capek, melakukan dengan konsisten dan tuntas, berupaya penuh kesungguhan tanpa kepentingan tersembunyi.
  33. Tiap aku ingin diaku. Tiap aku butuh pengakuan. Tiap aku indin masuk hitungan. Sungguh menyakitkan hati bila kita tidak masuk hitungan. Seperti kata peribahasa, “datang tak dijemput, pulang tak dihantar.” Atau, “hilang tak bercari, tenggelam tak terselami.”



1 komentar: