9 dari Nadira

Minggu, April 17, 2011

9 dari Nadira
by Leila S. Chudori
Paperback, 270 pages
Published October 2009 by Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN13: 9789799102096

Sebelum menulis review ini, saya melakukan jelajah jejak dari Leila S. Chudori di mesin pencari Google. Selama ini jejak seseorang di dunia maya tergantung setenar apa dia, karya apa yang dibuat, dan juga seberapa banyak orang lain menulis tentang dia. Beruntung, review tentang kumpulan cerpen 9 dari Nadira ini cukup banyak tersedia di dunia maya, banyak orang seolah "tidak mau ketinggalan" meresensi bukunya ini, termasuk saya.



Sekilas tentang Penulis
Dari hasil googling tersebut, tahulah saya apa singkatan "S" pada namanya, yakni Salikha. Perempuan kelahiran Jakarta, 12 Desember 1962, ini mulai sebagai penulis anak-anak. Karya-karya awal Leila kerap dimuat di majalah Si Kuncung, Hai, dan Kawanku. Ketika dewasa, cerita pendeknya dapat ditemui di majalah sastra Horison, dan Matra. 9 dari Nadira merupakan karya fiksi pertamanya yang diterbitkan sejak buku kumpulan cerpen Malam Terakhir pada tahun 1989. Ayah Leila, Mohammad Chudori adalah seorang wartawan kantor berita Antara. Saat ini Leila tinggal bersama putrinya Rain Chudori-Soerjoatmodjo, yang juga merupakan penulis dan peresensi film. Resensi yang ditulis Rain antara lain film (500) Days of Summer untuk Jakarta Post dapat dilihat di sini.

tentang Kumpulan Cerpen
Terserah pada Leila apa nama yang mau diberikan, apakah itu kumpulan cerpen atau novel. Namun, pembaca berhak untuk menilai. Buku ini lebih tepatnya adalah novel, walau diberi nama kumpulan cerpen. Cerpen di dalam ini seolah berdiri sendiri, namun punya satu tautan dengan cerpen lainnya.

Berhubung buku yang saya baca belakangan adalah kumpulan cerpen, saya mencoba membaca dari judul terakhir, Utara Bayu dan At Pedder Bay. Cerpen ke 8 dan 9 tersebut, cukup memberi gambaran awal bagi saya tentang Nadira.

Nadira adalah seorang wartawati Majalan Tera. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia memanggil Kakaknya dengan Yu Nina dan Kang Arya. Dari hasil identifikasi cerita, diketahui bahwa Nadira lahir di tahun 1962, Arya lahir tahun 1961, dan Nina lahir di tahun 1958.

Mereka terlahir dari keluarga yang berpendidikan. Ayah Nadira, Bram adalah seorang wartawan, ayahnya bertemu dengan ibunya Nadira, Kemala Suwandi ketika sama-sama menempuh pendidikan di Belanda. Kemala Suwandi di Vrije Universiteit, sedangkan Bram di Gemeentelijke Universiteit. Kemala mengambil jurusan sastra, sedangkah Bram mengambil jurusan politik dan ekonomi.

Nadira dan kedua kakaknya tumbuh dalam pola asuh yang baik. Dari kakeknya, mereka menerima pelajaran agama dengan kuat. Dari orangtuanya, mereka memperoleh kebebasan dalam menentukan bidang yang mereka minati. Mereka tumbuh besar, Nina menaruh peminatan pada sejarah politik, Arya pada kehutanan, sedangkan Nadira pada jurnalistik.

Cerita yang tersaji dalam kumpulan cerpen ini dibuat meloncat-loncat. Pada cerpen pertama "Mencari Seikat Seruni" beberapa cuplikan buku harian Kemala memberikan gambaran, bagaimana ia mengawali hari-harinya di Amsterdam dan kisah bertemunya ia dengan Bram. Kisah awal pada cerpen ini ketika seluruh keluarga terkejut dengan peristiwa bunuh dirinya ibu Nadira.

Kesembilan cerita fiksi ini "sepertinya" bertautan dengan kehidupan pribadi Leila yang digambarkan dalam karakter Nadira. Persamaannya antara lain, berayahkan wartawan, bekerja di majalah berita, berkelahiran di tahun 1962, dan bersekolah di Kanada. Pada cerpen "Tasbih" ada sebuah tasbih yang diberikan oleh Kakeknya pada ibunya, dan itulah benda yang membuat Nadira tenang, selain itu bercerita tentang pengalaman ketika mewawancarai seseorang, Nadira menonjok orang yang diwawancarai karena orang tersebut menghina ibunya.

Leila menggambarkan kekuatan (sekaligus kelemahan?) perempuan menghadapi hidup. Demi mengurus keluarga, Ibu Nadira tidak menyelesaikan sekolah di Belanda. Nina menemukan cinta dari seorang koreografer yang kemudian meninggalkannya karena terpikat perempuan lain, Nadira bangkit dari keterpurukan setelah bertemu dengan Niko, yang kemudian juga mereka berpisah.

Saya menilai tidak mudah menyusun cerita ini. Saya beranggapan Jika cerita ini benar-benar fiksi, maka sungguhlah hebatlah Leila meramu kisah fiksi. Saya beranggapan dengan membaca buku ini, kita dapat membaca mini biografi Leila dalam sebuah buku. Apa sebenarnya motif ibu Nadira sehingga ia bunuh diri, bagi saya itu tidak penting, sebab seperti yang ditonjolkan Leila, bahwa bangkit dari keterpurukan dan kembali ceria menghadapi hidup, itulah warna-warni hidup. Lewat buku ini, Leila telah berbagi hidup dengan saya.

@hwsjkt18082010

You Might Also Like

11 komentar

  1. saya juga suka banget sama yang satu ini, cuma menurut saya penting kenapa kita harus tahu alasan ibu nadira bunuh diri. makanya, saya cuma kasih bintang 4 :)

    BalasHapus
  2. hadeeuh...ini sepertinya masih rahasia bu leila s. chudori. kemarin itu ada diskusi bukunya beliau, tapi saya nggak ikutan. Btw sudah baca cerita yang ke-10nya kah? saya ada.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Jadi 9 dari Nadira itu cerita novel yang dipecah-pecah menjadi kumpulan cerpen kah? Aku belum baca siy. Penasaran juga banyak yang bilang bagus. Pinjem dunk Bang Epi :D

    BalasHapus
  5. @Azia: iya bagus banget menurutku...haduh sayang sekali bukunya udah dibawa adekku ke medan, tapi kalau nanti menang book giveaway bisa request buku ini kok :d

    BalasHapus
  6. Menarik Mbak Helvry 9 dari Nadira, saya sendiri sudah baca, sampai-sampai saya menulis skripsi tentang 9 dari Nadira. Kalau Mbak Helvry tidak keberetan, boleh saya minta lanjutan 9 dari Nadira yang menjadi cerita ke-10 nya? Email saya atasenita@gmail.com. Terima kasih banyak :)

    BalasHapus
  7. @Jenni: sudah saya kirim ke emailnya ya..makasih sudah berkunjung kesini :a

    BalasHapus
  8. baru tau kalau ada cerita ke-10 nya
    bisa minta kirim gak? ke triedge03@rocketmail.com

    BalasHapus
  9. aku nganggapnya juga novel, bukan cerpen karena inti yang dibicarakan sama, tapi tetep aja suka sama tulisan mbak Leila, selalu menyihir :)

    BalasHapus
  10. Sedekah Bantu Anak Yatim & Dhuafa di Panti Asuhan Jakarta

    Tunaikan Pembayaran Zakat, Infak dan Sedekah Bantu Anak Yatim & Dhuafa di Portal Sedekah Yatim

    Sedekah Bantu Anak Yatim & Dhuafa di Pondok Yatim & Dhuafa

    BalasHapus
  11. Download Soal UMPN Politeknik dan Soal Penmaba UNJ di Abdim Store

    BalasHapus