Rahasia Selma

Minggu, April 17, 2011

Rahasia Selma
by Linda Christanty
Softcover, 121 pages
Published May 2010 by Gramedia Pustaka Utama (first published April 2010)
ISBN13: 9789792256567

Linda menampilkan tema kemanusiaan tanpa menyerahkan sastra ke bawah telapak kaki penindasan pesan (sutardji Calzoum Bachri)

Realisme Linda mencekam, justru karena antididaktik (Nirwan Dewanto)

ketakutan yang dialami seorang serdadu Indonesia dalam Kuda Terbang Mario Pinto dengan cemerlang menggoyahkan pemahamannya tentang konflik bersenjata dan maskulinitas (Sandra Thibodeaux)

dalam cerita-cerita Linda, terbayangkan perkembangan cerita pendek Indonesia di masa datang (Sapardi Djoko Damono)

Saya tertarik dengan cover buku ini, yaitu sepasang kaki yang dibalut dengan kaus kaki hijau mengenakan sepatu sandal berwarna hitam. KOntras dengan background yang berwarna kuning. Mungkin berhubungan dengan kesukaan Linda yang warna-warna cerah.



Buku ini terdiri dari 11 buah cerpen, dimana delapan diantaranya telah dimuat di media cetak dalam kurun waktu terbit tahun 2005 s.d.2010. Tiga buah cerpen yang tidak diterbitkan di media cetak adalah Rahasia Selma, Ingatan, dan Babe. Membaca kumpulan cerpen dari satu orang penulis biasanya kita akan menemukan kesamaan karakter tokoh yang diceritakan, namun khusus cerpen-cerpen Linda ini saya mengalami kesulitan menemukannya. Tapi ada benang merah yang menjalinnya yakni Linda mengangkat tema kenangan masa lalu, kesepian, serta kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial-sahabat berbagi.

Linda piawai menuliskan sesuatu yang terjadi itu dengan kalimat santun, puitis dan tidak terkesan bahasa sastra yang tinggi, salah satu kutipannya yang menggambarkan tentang kenangan.

..dan kenangan akan aroma sama seperti trauma, selalu tersimpan lama, sayup, dan bangkit memenuhi benakmu oleh satu peristiwa tak terduga, seperti dampak sengat listrik voltase rendah. Tiba-tiba terasa ngilu di jantungmu ketika kotak ingatanmu terbuka. Kamu laksana mobil parkir, yang bisa melaju lagi saat urusan sang tuan sudah selesai. Tuanmu kali ini: kenangan (Hlm 49).

di sisi lain, Linda menonjolkan sentuhan jenaka. Ia mengemas wajah seorang ibu dalam imajinasi anak-anak.

Ibu juga gemar menarik garis lengkung di bagian luar bibir dengan pensil khusus, membentuk dua busur kembar, atas dan bawah. Bibir perempuan ini menjadi lebih tebal, sehingga wajahnya bagai sebuah negeri dengan bibir sebagai pusat pemerintahan (Rahasia Selma-Hlm 56).

Kembali ke cerpen Linda, cerpennya ini agak berat dibaca. Saya sendiri harus membaca buku ini dua kali. Satu kali dibaca, kemudian googling cari tahu siapa beliau, kemudian baca lagi. Menurut saya, cerpen Linda ini memang pantas didiskusikan oleh para pendidik maupun pemerhati masalah anak dan karena sarat dengan emosi jiwa berupa ingatan dan masa lalu. Berikut ini sedikit cuplikan (spoiler alert!!) kumpulan cerpen ini.

Pohon Kersen
Kenangan akan Pohon Kersen yang di tanam di sebelah rumah kakek. Kakek sempat ingin menebang pohon ini. Dari atas pohon ini, "Aku" melihat banyak peristiwa.

Menunggu Ibu
Seorang anak melihat Ibunya depresi. Ia harus berpisah dengan adiknya karena keputusan keluarga, Ibunya tak mampu membiayai belanja mereka. Kelakuan ibunya yang semakin aneh dan mengkhawatirkan. Apa sebab?

Kupu-kupu Merah Jambu
Kehidupan seorang wanita malam. Sekelilingnya membuat ia mual, rumahnya, tempat ia mangkal, sungai kotor di depan kamar sewanya. Ia punya harga diri, ketika orang lain mengancamnya.

Mercusuar
Cerpen ini pernah dimuat dalam kumpulan cerpen "Rahasia Bulan". Bercerita tentang dua wanita yang bertemu karena wanita yang satu ingin meminjam pemantik api. Perjalanan mereka selanjutnya ke Mercusuar. Mercusuar memandu kapal-kapal, sendirian. Persis seorang nabi.

Rahasia Selma
Kesepian seorang putri tunggal yang masih anak-anak. Ia mencoba menemukan dunianya dengan berjalan-jalan dan mengitari setiap tempat. Linda menempatkan kesepian dalam dunia anak dengan gambaran-gambaran yang imajinatif.

Kesedihan
Kala kita menghibur orang lain karena kesendiriannya, terhiburkah kita karena kitapun butuh dihibur serupa? Ah...Linda sangat cerdas menggambarkannya dalam cerpen ini dengan tokoh: Aku, Kamu, Dia, dan Kita.

Drama
Pengakuan: Saya bingung dengan cerpen ini. Saya kurang paham dengan konteksnya. Ampun..ampun..

Para Pencerita
Kerinduan akan suasana ranjang. Dimana Ibu dan anak-anak serta saudara-saudara bercerita apa saja di ranjang. Ranjang ibarat sebuah press center, dimana segala informasi mengenai rumah, keluarga dan urusan apa saja tersaji dengan lengkap. Dan kemana semua pencerita itu?

Jazirah di Utara
Akar budaya dan darah nenek moyang, mengikat orang untuk berlaku sesuai kaidah suku bangsa. Apakah setiap ajaran orangtua memiliki celah untuk dilanggar? Hal itu kembali pada manusia itu sendiri.

Ingatan
Ingatan itu milik manusia. Simpanlah itu. Ada waktunya ia menjadi tak berguna karena......


Babe
Surat seorang istri pada suaminya yang ia panggil dengan "Babe".

Linda Christanty adalah seorang penulis kelahiran Bangka Belitung tahun 1968. Salah satu bukunya yang mendapat apresiasi adalah Dari Jawa Menuju Atjeh: Kumpulan Tulisan tentang Politik, Islam, dan Gay. Cerpennya Kuda terbang Maria Pinto, mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2004. Saat ini memimpin Kantor berita Aceh Feature Service, sebuah kantor berita yang menyediakan informasi dan liputan mendalam tentang kondisi Aceh pascatsunami dan konflik di Banda Aceh. Ada satu berita yang mengatakan bahwa Linda mengkritik Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi, bahwa sesungguhnya ia tidak memberikan endorsement pada novel Edensor. Diketahui pada novel itu, ia memberikan endorsement “Andrea Hirata mebuatku mabuk kepayang”. Linda mengatakan bahwa Ia merasa sama sekali tidak pernah menulis komentar apapun untuk buku Andrea manapun apalagi sampai membuatnya mabuk kepayang.

Jurnalisme sastrawi, begitu ia menyebut cara ia menuturkan peristiwa. Karena itu ia kerap dihujani pertanyaan tentang bumbu imajinasi dalam laporan. "Tapi saya tidak akan terpeleset dan memberi imajinasi pada laporan jurnalistik saya. Saya tahu betul di mana batasannya," ucapnya dalam nada penuh penekanan.

Akhirnya saya memberi bintang 4 untung kumpulan cerpen, satu bintang kurang karena ada satu paragraf yang mengganggu dalam Cerpen Drama, dimana Linda menulis seperti ini.
Setahu dia, pohon beringin itu angker, sarang jin,dan menghalangi matahari pagi yang kaya ultraviolet serta mengandung vitamin D itu menyiram tubuh manusia serta memperkuat tulang-tulang mereka. (hlm 74-75).

@hws13092010

You Might Also Like

3 komentar

  1. covernya keren.. :) kebanyakan sepertinya emang bernuansa muram ya...tapi,rasanya jadi pengen beli....

    BalasHapus
  2. Menanrik temanya, kemanusiaan. Covernya juga mencuri perhatian. Kayanya tentang "Kupu-kupu merah jambu" bakalan keren, pengen baca ni bukunya.

    BalasHapus