Judul Lengkap: Hidup itu Indah, Kalau Kita Tahu Cara Menikmatinya
Penulis: Ayub Yahya
Desain Sampul, Ilustrasi, Tata Letak: Zaenal Arifin
Tebal: viii+137 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011
ISBN: 9789792271812
Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh Ayub Yahya di blognya dan notes di account Facebooknya. Ada 2o tulisan pendek dalam buku ini. Ayub meramu tulisannya dengan bahasa yang ringan dan kocak, sehingga ada beberapa kalimat yang mungkin membuat pembaca tersenyum.
Dalam penyampaian pesan, Ayub menggunakan cerita. Dalam penilaian saya, cerita yang ia gunakan boleh jadi ada yang benar, ada yang memang rekaan. Tidak penting memang apakah itu rekaan atau tidak, tetapi cerita itu mewakili dunia nyata yang kita hadapi. Dan dunia nyata kita itu seringkali antara senang dan sedih, serius dan tertawa. Misalnya, dalam cerita "Terlalu", saya tertawa pada cerita Bu Ajib dan Bu Seno. Bu Ajib yang mengunjungi Bu Seno yang suaminya sakit. Bu Ajib berempati dengan menceritakan bahwa dulu suaminya juga sakit yang sama dengan suami Bu Seno. Bukan hanya sakit yang sama. Rumah sakit, dokter, susternya juga sama! hanya kamar yang tidak sama. Bu Seno mungkin merasa memiliki teman senasib seperasaan. Bu Seno bertanya kepada Bu Ajib bagaimana keadaan suami Bu Ajib sekarang. Bu Ajib menjawab bahwa suaminya meninggal! Antara mau menghibur dan malah membuat suasana tidak enak. Lagi-lagi kembali pada hikmat.
Penulis: Ayub Yahya
Desain Sampul, Ilustrasi, Tata Letak: Zaenal Arifin
Tebal: viii+137 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011
ISBN: 9789792271812
Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh Ayub Yahya di blognya dan notes di account Facebooknya. Ada 2o tulisan pendek dalam buku ini. Ayub meramu tulisannya dengan bahasa yang ringan dan kocak, sehingga ada beberapa kalimat yang mungkin membuat pembaca tersenyum.
Dalam penyampaian pesan, Ayub menggunakan cerita. Dalam penilaian saya, cerita yang ia gunakan boleh jadi ada yang benar, ada yang memang rekaan. Tidak penting memang apakah itu rekaan atau tidak, tetapi cerita itu mewakili dunia nyata yang kita hadapi. Dan dunia nyata kita itu seringkali antara senang dan sedih, serius dan tertawa. Misalnya, dalam cerita "Terlalu", saya tertawa pada cerita Bu Ajib dan Bu Seno. Bu Ajib yang mengunjungi Bu Seno yang suaminya sakit. Bu Ajib berempati dengan menceritakan bahwa dulu suaminya juga sakit yang sama dengan suami Bu Seno. Bukan hanya sakit yang sama. Rumah sakit, dokter, susternya juga sama! hanya kamar yang tidak sama. Bu Seno mungkin merasa memiliki teman senasib seperasaan. Bu Seno bertanya kepada Bu Ajib bagaimana keadaan suami Bu Ajib sekarang. Bu Ajib menjawab bahwa suaminya meninggal! Antara mau menghibur dan malah membuat suasana tidak enak. Lagi-lagi kembali pada hikmat.