Tak Masalah Jadi Orang Introver (Quiet Impact) | Sylvia Loehken

Selasa, Oktober 04, 2022

 



Judul Asli: Quite Impact, How to be a Succesful Introvert

Sylvia Loehken

Alih bahasa: Alex Tri Kantjomo Widodo

Editor: Pandam Kuntaswari

Desain sampul: Suprianto

Setting: Ayu Lestari

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Cetakan kedua 2019


Buku ini dibuka dengan perkenalan Sylvia yang menyatakan bahwa ia seorang introver. Dari laman wikipedia diketahui bahwa Sylvia belajar bahasa Jerman, Roman, jurnalisme, dan linguistik umum di Universitas Münster dari 1987 hingga 1989. Kemudian ia belajar linguistik Jerman, sastra Jerman modern, dan studi Roman di Technical University of Berlin  (1989-1992).  Pada tahun 1997 ia meraih gelar doktor dengan bidang linguistik Jerman. 

Dari biografi singkat di wikipedia, terlihat bahwa Sylvia merupakan akademisi yang notabene sering diasosiasikan dengan kutubuku, suka menyendiri. Maka dari sudut pandang seorang introver, ia membagikan dunia yang kaya diisi dengan orang introver dan ekstrover. Sosok ekstrober mendapatkan energi dari kontak dengan orang banyak dan dari aktivitas, sedangkan introver mendapatkan energi dari ketenangan dan keheningan. Bahwa dunia memerlukan kualitas-kualitas yang ditunjukkan oleh kedua tipe kepribadian ini. 

Sylvia menggambarkan kekuatan dan kelemahan introver dalam buku ini. Yang menjadi kekuatan introver antara lain: cenderung kritis terhadap diri sendiri, memiliki kekuatan yang tidak kelihatan. Ada sepuluh kekuatan sosok introver yang diuraikan Sylvia, yaitu: kewaspadaan, substandi, konsentrasi, mendengarkan, sikap tenang, berpikir analitis, kemandirian, kegigihan, keterampilan menulis (daripada bicara), dan empati. Seperti mata uang, selalu ada sisi lain dalam sebuah bidang, maka yang menjadi tantangan (alih-alih kelemahan) orang intover adalah suatu kerentanan terhadap  suatu situasi yang menunjukkan sisi lemah mereka. Rasa takut, perhatian belebihan terhadap detail yang mengakibatkan menghalangi pandangan pada gambaran besar, rangsangan berlebihan, sikap pasif, menghindar dari berbagai situasi, terlalu mengandalkan otak atau mengabaikan perasaan, menekan kebutuhan-kebutuhan introver, ketidakluwesan dalam komunikasi, menghindari kontak dengan orang lain serta mengalah demi menghindari konflik. 

Setelah mengenal bagaimana kepribadian introver dan ekstrover, selanjutnya adalah bagaimana menjembatani kesenjangan tersebut, terutama menyeimbangkan relasi antara introver dengan ekstrover ataupun dengan situasi luar lingkungannya. Hal pertama dan utama yang patut disadari adalah agar introver menggali betul apa yang menjadi kekuatannya. Terus melatih kekuatan tersebut sehingga ketika saatnya bermitra dengan ekstrover, kekuatan tersebut menjadi pengaya dalam relasi. 

Hal kedua adalah menerima perbedaan antara intover dan ekstrover. Dengan mengakui dan menerima perbedaan, tidak ada suatu paksaan atau seruan bahwa karakter yang satu lebih baik atau lebih unggul daripada yang lain. Perbedaan itu tetap, yang berbeda adalah bagaimana mengelola perbedaan. 

Hal ketiga adalah bagaimana tetap waras dalam kesendirian. Sylvia mengatakan bahwa meski seorang introver yang hidup sendiri, perlu menciptakan ritual pribadi yang dapat memperkaya hidup. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: mencoba sebuah hobi baru sekali setahun, mencari tempat baru dua kali setahun, datang ke pameran atau bioskop, pagelaran seni, atau pertunjukan tari, sekali sebulan ambil bagian dalam upacara atau acara sosial, setiap dua bulan, rencanakan mengerjakan sesuay bersama dengan seorang teman, buat giliran atas siapa yang bertanggung jawab atas hal ini, mengusahakan bertemu dengan orang-orang yang menarik dan menginspirasi secara teratur, mencari minat pribadi yang membuat anda bahagia, bergaul dalam komunitas, memelihara persahabatan dan jejaring, membantu orang lain mengerjakan hal-hal yang tampaknya kecil bagi mereka, pertimbangkan untuk mengikuti kegiatan sukarela di luar jam kerja. Beberapa kegiatan tersebut saya praktikkan, sebelum saya membaca tips dari Sylvia, dan saya menemukan bahwa beberapa kegiatan tersebut cukup menghibur dan membuat hidup saya lebih memiliki arti. 

Hal keempat adalah tetap memiliki ruang kesendirian dan makanan untuk pikiran. Bagaimanapun, seorang introver membutuhkan tempat-tempat yang dinamakan tempat persembunyian sementara, menghilang sejenak dari hiruk pikuk atau kebisingan. Makanan untuk pikiran yaitu mencegah pikiran menjadi stress, atau batin tersiksa karena kesibukan yang mendera. bagaimanapun meluangkan waktu istirahat demi memberi nutrisi pada pikiran seperti bacaan buku bagus, menonton film, blog walking, atau berbincang dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan serupa. 

Hal kelima, Bekerja dalam tim. Dalam hal bekerja dimana seoarang intover tak dapat memisahkan diri dari interaksi dengan orang lain, ia dapat menggunakan strategi untuk datang lebih pagi atau pulang lebih lama agar ia dapat bekerja tanpa terganggu. Beberapa saluran komunikasi yang mendukung pekerjaan ini seperti email atau pesan singkat, mungkin lebih menolong dibanding bertemu langsung. Beberapa tips yang diberikan Sylvia antara lain adalah agar introver memiliki keberanian untuk tidak menghadiri acara yang berprioritas rendah, tetapi berani mencoba datang ke sebuah kafe baru atau mengorganisasikan sebuah acara. 

Hal keenam. Membuat pencapaian-pencapaian kecil. Menulis catatan prestasi merupakan jalan penolong untuk melihat kekuatan dalam diri. Hal-hal yang tampaknya kecil, jika itu tidak ditulis, maka akan mudah terlupakan. Membuat capaian seperti proyek yang tuntas, masalah yang terpecahkan, daftar pekerjaan yang selesai, komunikasi yang telah dilakukan, bertemu dengan orang/perusahaan baru, merupakan sebuah bentuk kesadaran bahwa sorang introver memiliki kemampuan serta meningkatkan percaya diri. Mengapa orang introver terlewat dalam promosi, bukan karena tidak pintar atau tidak berprestasi, tetapi hal tersebut menjadi ketakutan tersendiri bagi si introver karena membayangkan hal-hal yang sebetulnya belum tentu terjadi, lebih tepatnya karena takut yang dibentuk persepsi diri sendiri. Dengan menulis catatan prestasi tersebut, menolong untuk menghargai karya dan peran yang mungkin saja belum dikerjakan orang lain. 

Akhirnya, berdamai dengan diri sendiri, menerima keadaan serta mengenali kekuatan diri adalah kunci. Sylvia menambahkan bahwa pribadi pendiam mempunya potensi besar untuk menjadi eksekutif, yang diringkas dalam empat strategi: membangun kepercayaan diri, memberi perhatian penuh kepada irang di depan anda, memasukan anda mendapatkan informasi yang baik, dan mengasah keterampilan dalam dialog pribadi dan penanganan konflik.

Tidak mudah memang, tetapi meminjam spiritualitas Ignatius Loyola, menemukan Tuhan dalam segala, dalam kehidupan yang tidak mudah maupun mudah, Tuhan ada.

Mangga besar, 4 Oktober 2022

Helvry

     


You Might Also Like

1 komentar