Judul: Rumah Coklat
Pengarang: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Ilustrator: Irene Dewanto
Penata Letak: Wahid Hisbullah
Cetakan: I (Desember 2011)
Tebal: 226 hlm
Penerbit: Buah Hati
ISBN: 9786028663748
Inilah buku bergenre "Momlit" yang saya baca pertama kali. Sebelumnya saya memang sudah pernah mendengar genre momlit ini, dan saya penasaran dengan apa isinya. Ternyata..yah begitulah..untuk buku ini bercerita tentang kegundahan seorang ibu yang juga seorang pekerja dengan mimpi besar melihat perkembangan putra dan kehidupan rumah tangganya.
Membaca buku ini, saya disegarkan dengan betapa beratnya hidup sebagai seorang wanita pekerja yang sekaligus ibu seorang bayi. Tokoh sentral pada kisah ini adalah Hannah, bersama suaminya Wigra, dan putra semata wayang mereka, Razsya. Mereka bertiga tinggal bersama dengan ibu Hannah, Yani yang sudah menjanda. Bersama mereka juga tinggal seorang pengasuh Razsya yang baru berusia 16 tahun bernama Upik. Sekilas diceritakan oleh Hannah bahwa ia menyenangi Upik karena telaten mengurus Razsya dan karena alasan bahwa Upik satu kampung dengan eyang buyut Hannah di Jawa Tengah.
Pengarang: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Ilustrator: Irene Dewanto
Penata Letak: Wahid Hisbullah
Cetakan: I (Desember 2011)
Tebal: 226 hlm
Penerbit: Buah Hati
ISBN: 9786028663748
Inilah buku bergenre "Momlit" yang saya baca pertama kali. Sebelumnya saya memang sudah pernah mendengar genre momlit ini, dan saya penasaran dengan apa isinya. Ternyata..yah begitulah..untuk buku ini bercerita tentang kegundahan seorang ibu yang juga seorang pekerja dengan mimpi besar melihat perkembangan putra dan kehidupan rumah tangganya.
Membaca buku ini, saya disegarkan dengan betapa beratnya hidup sebagai seorang wanita pekerja yang sekaligus ibu seorang bayi. Tokoh sentral pada kisah ini adalah Hannah, bersama suaminya Wigra, dan putra semata wayang mereka, Razsya. Mereka bertiga tinggal bersama dengan ibu Hannah, Yani yang sudah menjanda. Bersama mereka juga tinggal seorang pengasuh Razsya yang baru berusia 16 tahun bernama Upik. Sekilas diceritakan oleh Hannah bahwa ia menyenangi Upik karena telaten mengurus Razsya dan karena alasan bahwa Upik satu kampung dengan eyang buyut Hannah di Jawa Tengah.