Garis Perempuan
by Sanie B. Kuncoro
Paperback, 375 pages
Published January 2010 by Bentang Pustaka
ISBN13: 9789791227728
Perempuan dengan segala keunikannya memiliki segala sesuatu yang sepertinya tidak habis-habisnya untuk dipelajari dan dibahas. Pujangga-pujangga ternama pun tidak melewatkan sifat wanita dalam karya sastra mereka.
Novel ini bercerita tentang persahabatan empat orang perempuan yang bernama Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey. Mereka bersahabat sejak usia anak-anak. Permainan favorit yang mereka senangi adalah main pasar-pasaran. Mereka berempat melakukan persiapan untuk permainan pasar-pasaran. Antara lain menyiapkan kereweng (dari bekas pecahan genting) untuk dijadikan uang-uangan. Selain itu mereka mengumpulakn bunga-buga sepert bunga kenanga, bunga bougenvil, dan bunga melati sebagai barang dagangan dalam pasar-pasaran mereka. Dalam cerita pada bab awal ini disebutkan bahwa yang berperan menjadi pembeli adalah Ranting dan Gendhing, sedangkan Tawangsri dan Zhang Mey menjadi penjualnya. Namun, akhirnya banyak anak-anak lain yang datang. Ranting dan Gendhing akhirnya mengambil peran sebagai penjual. Dagangan mereka laku keras. Tumpukan kereweng menjadi buktinya.
by Sanie B. Kuncoro
Paperback, 375 pages
Published January 2010 by Bentang Pustaka
ISBN13: 9789791227728
Perempuan dengan segala keunikannya memiliki segala sesuatu yang sepertinya tidak habis-habisnya untuk dipelajari dan dibahas. Pujangga-pujangga ternama pun tidak melewatkan sifat wanita dalam karya sastra mereka.
Novel ini bercerita tentang persahabatan empat orang perempuan yang bernama Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey. Mereka bersahabat sejak usia anak-anak. Permainan favorit yang mereka senangi adalah main pasar-pasaran. Mereka berempat melakukan persiapan untuk permainan pasar-pasaran. Antara lain menyiapkan kereweng (dari bekas pecahan genting) untuk dijadikan uang-uangan. Selain itu mereka mengumpulakn bunga-buga sepert bunga kenanga, bunga bougenvil, dan bunga melati sebagai barang dagangan dalam pasar-pasaran mereka. Dalam cerita pada bab awal ini disebutkan bahwa yang berperan menjadi pembeli adalah Ranting dan Gendhing, sedangkan Tawangsri dan Zhang Mey menjadi penjualnya. Namun, akhirnya banyak anak-anak lain yang datang. Ranting dan Gendhing akhirnya mengambil peran sebagai penjual. Dagangan mereka laku keras. Tumpukan kereweng menjadi buktinya.