Tangan Untuk Utik

Sabtu, April 23, 2011

Tangan Untuk Utik
by Bamby Cahyadi
Hardcover, Pertama, 133 pages
Published October 10th 2009 by Koekoesan (first published 2009)
ISBN 9789791443

Dari 13 cerpen Bamby yang ada dalam buku ini, saya terkesan pada satu judul yang turut menjadi cover buku ini, yaitu Tangan untuk Utik.
Bagi saya, cerpen ini membuat saya memaknai kembali akan satu anggota tubuh yang memiliki fungsi yang tidak kalah penting.

Kembali pada satu pertanyaan yang sangat mendasar, yaitu apa yang membedakan manusia dari binatang? ternyata selain pikiran dan perasaan, perbedaan secara fisik adalah manusia memiliki tangan. Jadi, bersyukurlah kita karena tangan yang masih lengkap masih terpasang baik di tubuh kita.



Ada apa dengan tangan? Karena dengan tanganlah manusia banyak melakukan fungsinya. Bayangkan jika tidak ada tangan, banyaknya pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan. Menulis, menyapu, membersihkan kamar mandi, mencuci, mengetik, menekan tombol lift, mengetik sms, menelpon, dan sebagainya.

Pernahkah kita menyangka bahwa kekerasan dalam rumah tangga juga, selain verbal, yang ikut berperan adalah tangan? Saya bisa membayangkan hal itu terjadi tidak hanya pada antara kepala keluarga dan anggotanya, tetapi juga atas majikan pada pembantunya.

Pernahkah juga kita membayangkan bahwa hal buruk lain yang juga dilakukan oleh tangan yaitu menarik pelatuk pistol, menghujam pedang, membubuhkan racun, mencambuk, menikam adalah "pekerjaan tangan" yang kejam yang dapat membuat satu nyawa manusia melayang? Sila baca berita kriminalitas di surat kabar, ada berapa banyak pasang tangan yang terlibat.

Cerita ini menyentak bahwa seorang anak kecil yang direpresentasikan "Aku" mempu melihat kebahagiaan di wajah Utik, jika ia "meminjamkan" tangannya pada Utik. Ia bisa membuat Utik tertawa senang ketika "Aku" memainkan tangannya dari balik tubuh Utik seolah-olah petinju Muhamad Ali. Bahkan "Aku" berimajinasi untuk memberikan satu tangannya kepada Utik dengan menggergajinya. Kalau ada donor ginjal, donor jantung, donor mata, ataupun donor organ tubuh lainnya, "Aku" telah memperkenalkan "donor tangan", yang walaupun pada akhir cerita ia berencana memberikan tangan palsu pada Utik. Saya membayangkan jika memang ada donor tangan, maka suatu terobosan besar. Sebab tangan yang didonorkan tentu tidak hanya buat diri sendiri tetapi dapat berguna bagi orang lain.

Berita baiknya adalah, apa yang dapat kita lakukan dengan tangan? Tiga peristiwa yang langsung saya lihat membuat saya terkagum. Pertama, seorang anak yang menyediakan kakinya untuk tempat meletakkan kepala ibunya, Dan dengan tangannya, si anak membelai lembut kepala sang ibu. Kedua, seorang ibu yang tertatih karena sepertinya baru kena serangan stroke belajar berjalan, Ia digandeng sang putri dan menyusuri jalan sepanjang taman. Ia memastikan ibunya tidak akan kehilangan keseimbangan, Ketiga, seorang ibu yang menggendong bayinya yang sedang terkena batuk dan flu, tangannya tak henti mengelus punggung si anak, Dan ia pun tertidur.

Walau katanya ini bulan kasih sayang, tidaklah mesti mengatakan kasih sayang dengan sekeping coklat atau secarik kartu.
Seberapa banyak kita melakukan ini:
memeluk, membelai, membaringkan, menggandeng, berjabat tangan, merawat luka, memberi, dan sebagainya...

Seperti kata Mother Teresa, penyakit yang berbahaya di dunia ini adalah "kehilangan kasih sayang."

Dengan tangan, banyak bahasa kasih yang tersampaikan.
Happy Valentine everyone

@hws14022011

You Might Also Like

1 komentar