Perempuan Bernama Arjuna by Remy Sylado
Jumat, Februari 05, 2016Pada cover bukunya sudah ada peringatan: Bukan bacaan ringan. Kenapa bukan bacaan ringan, sebenarnya bila dipandang dari dua sisi ada kondisi: Pertama, secara jalan cerita sebenarnya tidak terlalu rumit. Sama halnya dengan novel-novel Remy lainnya. Tidak membuat kening berkerut. Kedua, buku ini padat dan sarat dengan referensi. Ini pertama kalinya saya membaca novel yang berisi referensi hampir setengah tebal bukunya. Inilah buku Remy Sylado kedua yang saya baca pada tahun 2015 setelah
buku dari Secret Santa 2015 yang lalu, yang berjudul Malaikat Lereng Tidar.
Bicara masalah filsafat, sesungguhnya apa sih filsafat itu? pertanyaan ini kembali muncul ketika mulai membaca cover buku ini ketika terlihat kalimat: "filsafat dalam fiksi". Setahu saya, baru dua buku yang menuliskan novel filsafat pada covernya, yaitu novel Dunia Sophie dan Perempuan bernama Arjuna ini. Jostein Gaarder memang sudah terkenal dengan menuliskan novel yang bermuatan filsafat. Remy Sylado tidak demikian. Pada novel karangan-karangan lainnya tidak pernah disebutkan bahwa itu bermuatan filsafat, meski bila digali setiap karangannya pasti bersumber dari hasil pembacaan dan refleksi penulisnya.
Pertama, dimana kedudukan filsafat dalam teologi dan psikologi? dalam suatu dialog antara Arjuna dan ibunya menunjukkan bahwa psikologi dan teologi pada dasarnya adalah sebuah ilmu pengamatan. Perbedaannya adalah obyek yang diamati. Dalam psikologi adalah kelakuan-kelakuan manusia, sedangkan dalam teologi yang dipelajari adalah kelakuan-kelakuan Tuhan (hal. 10). Pengamatnya? ya manusia itu sendiri dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Tokoh utama novel ini adalah Arjuna, seorang mahasiswi Jurusan Filsafat yang sedang menempuh pendidikan magister di sebuah universitas di Belanda. Apa yang dipelajarinya adalah Filsafat Barat, yang artinya sejarah pemikiran filsuf dari Yunani dan Eropa. Persoalan pertama yang diulas Arjuna adalah kaitan antara filsafat dan bahasa, tokoh yang terkait dalam persoalan ini adalah Ludwig Wittgenstein, seorang pemikir dari Austria-Inggris yang menyatakan bahwa bahasa itu suatu permainan, yaitu permainan dalam aktivitas yang dilakukan dengan aturan-aturan. Permainan dalam bahasa sama dengan permainan-permainan pada umumnya. Tapi dalam persamaan itu, tidak perlu dicari kesamaan dalam arti asasi (hal.12). Bahwa dalam hal kaitannya dengan bahasa, tugas filsafat adalah menyelidik makna bahasa, tanpa ikut terlibat dalam permainan bahasa tersebut. Dalam praktiknya, berbahasa bukan saja pada sesama, tetapi pada Tuhan, dalam doa-doa dan permohonan. Lalu bagaimana kita berfilsafat dalam doa-doa, merupakan suatu pertanyaan terusan yang silahkan Anda gali sendiri.
Kedua, apa relevansi membaca sejarah pemikiran dengan kehidupan saat ini? Novel ini dikisahkan dalam bentuk perkuliahan di kelas filsafat. Dialog-dialog antarmahasiswa dan dosennya disajikan dalam bentuk yang ringkas, namun padat. Tokoh-tokoh filsuf (serta pemikirannya) yang dijadikan topik bahasan, dicetak tebal dan diberi referensi pada bagian belakang novel ini. Sejarah pemikiran barat tentu saja akan membicarakan dari awal Socrates, Plato, Aristoteles. Menariknya, karena buku ini ditulis oleh orang Indonesia, maka nilai-nilai ketimuran (terlebih keindonesiaan) turut mewarnai perjumpaan pemikiran Barat dan pemikiran Indonesia. Sebagai contoh, ketika Arjuna sedang duduk-duduk di suatu taman di Belanda, ia membandingkan filsuf yang memilih Belanda sebagai tempat berkaryanya, salah satunya adalah Rene Descartes. di Belanda-lah lahir karya-karyanya seperti The Discourse on the Method dan Meditationes de prima philosophia (Meditations on First Philosophy).
Bagi Descartes, filsafat adalah suatu pengetahuan oaripurna yang dapat diketahui manusia, bahwa semua hal yang mendatangkan keraguan, toh di situ ada keraguan yang pasti, dan pertimbangan yang waras atasnya harus didasarkan pada matematika (hal.69). Selanjutnya filsuf yang lahir di Belanda adalah Baruch Spinoza, ia adalah seorang Yahudi yang sejak zaman kakeknya sudah tinggal di Belanda karena dikejar oleh Katolik di Portugal dan akhirnya menetap di Belanda. Ketertarikan Spinoza pada ilmu optik, astronomi, dan filsafat Cartesian dianggap tidak cocok bagi orang Yahudi, karena itu Spinoza dikeluarkan dari komunitasnya. Meski Yahudi-yang mengenal Tuhan Monoteis-ternyata ia mengkritisi pemikiran Descartes yang tertulis dalam buku Exposition more geometrics of Descartes priciples, katanya "Alasan-alasan yang diberikan Descartes bahwa Tuhan itu ada, sempurna dan tak berbatas, serta tidak ada ujung dan pangkal, sebab jika tidak begitu maka Tuhan itu terbatas, boleh saja dihargai. Tapi tidak lah masuk akal jika dikatakan Tuhan dan dunia merupakan dua entitas yang berbeda, sebab dengan pikiran itu berarti memberi batas-batas kepada Tuhanm. Itu artinya Tuhan hanya sebatas dengan apa yang ada dalam segala."
Konsep tentang Tuhan ala pemikir barat dikontekskan oleh Arjuna dengan peristiwa di Indonesia, terutama dengan pembunuhan massal PKI 1965. Dengan menuding Karl Marx sebagai orang yang memusuhi agama dan antiTuhan, maka dianggap semua pengikut PKI adalah patut dibinasakan. Padahal, apakah suatu hal yang masuk akal-menurut Arjuna- orang yang hanya ikut undangan ulang tahun organisasi etnis Tionghoa, adalah lantas komunis? tak mengakui Tuhan?
Yang menarik dari Jean-Jacques Rousseau adalah pernyataannya yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan dari rahim ibunya sebagai orang bebas, tapi kemudian hidup tertawan oleh pikirannya. Rousseau merupakan filsuf besar yang turut berkarya dalam opera Le Devin du village, Les Muses galantes, parodi Les Amours de Bastien et Bastienne, Pigmalion, opera Daphins et Chloe. Rousseau turut mengilhami revolusi Prancis.
Ketiga, apakah filsafat dapat menyelesaikan persoalan atau perdebatan yang terjadi saat ini?
Ini pertanyaan yang sulit. Seperti apakah pertanyaan yang tidak ada jawabannya, atau jawaban seperti apa yang diharaplkan dari suatu pertanyaan. Sejarah pemikiran menunjukkan bahwa ide-ide dan konsep terus berkembang dan sepertinya, tak ada jawaban yang abadi.
Teologi Apologetik
Setelah kelas filsif dari Yunani kuno dan filsafat modern barat berakhir dengan Prof. Bloombergen, Arjuna melanjutkan pelajarannya dengan Prof Dr Jean-Claude van Damme SJ dalam kelas teologi apologetik. Istilah apologetik sendiri bersumber dari surat Paus yang pertama, Kefas, yang disebut Simon Petrus, yaitu arahan untuk mempertanggungjawabkan iman terhadap serangan verbal yang dilancarkan secara filsafat oleh orang-orang cerdik pandai yang tidak percaya pada Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup. Filsafat yang dimaksud adalah filsafat modern merupakan filsafat antiteisme yang justru kadarnya mempengaruhi susastra. Disebut antiteisme karena menyangkal keberadaan Tuhan. Ada dua macam antiteisme. Pertama antiteisme praktis, berabrti dari awal sudah tidak mempercayai Tuhan dalam bentuk praktik, kedua adalah antiteisme teoritis, yaitu yang tadinya mempercayai adanya Tuhan, kemudia berbalik tidak mempercayainya dengan menuangkannya dalam pemikiran-pemikiran filsafat.
Tokoh-tokoh yang dikenal antara lain Ludwig Feuberbach, yang terkenal dengan bukunya Das Wesen der Christentums atau dalam terjemahannya dalam Inggris The Essence of Christianity. Dalam buku ini disebutkan bahwa Tuhan adalah impian manusia, dimana manusia akan mengira bertemu dengan Tuhan dalam agama yang dianutnya,sebenarnya manusia bertemu dengan dirinya sendiri. ada peristiwa menarik yaitu terjadi kekeliruan berpikir di Amerika pada tahun 1960-an dimana muncul kelompok karismatis yang menekankan berdoa utuk pertobatan antiteisme tersebut. Dalam apologetik, pemikiran yang dianggap antiteisme harus ditangkis dengan kemampuan berpikir filsafat. Hal ini dikritisi Prof Van Damme yang menyatakan bahwa tokoh teologi Pietisme, Philip Jakob Spener tidak mengerti kata bijak Latin, yang mendasari iman, Ora et Labora, bukan penekanan pada doa dan baca kitab suci.
Pelajaran Arjuna selanjutnya bersama dengan Profesor Cox yang membahas tentang Agnostikisme. Istilah ini ditemukan oleh Thomas Henry Huxley, seorang biolog yang menyatakan bahwa ia bukan seorang ateis, bukan juga panteis, tetapi adalah seorang agnosis, artinya orang yang tidak punya gnosis, atau pengetahuan tentang Allah. Dia meyebut dirinya ignoran, artinya tidak mengetahui tentang Allah. Agnostikisme menjadi populer karena dilanjutkan dengan filsafat positivisme oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Selain itu, mengenai agnostikisme diuraikan juga oleh David Hume dan Immanuel Kant. Karya Hume yaitu Dialogies Concerning Natural Religion dan karya Kant yaitu Kritik der reinen Vernunf, dalam bahasa Inggris Critique of Pure Reason.
Sejarah menunjukkan, bahwa pemikiran-pemikiran baru timbul karena ada upaya terus-menerus mengkritisi dan mempertanyakan. Bahwa terjadi dinamika dalam kehidupan bermasyarakat, bersosial, bernegara turut dipengaruhi perubahan berpikir. Apakah filsafat akan dan selalu menjadi solusi persoalan? kadang kala justru menambah persoalan.
8 komentar
Hallo, bang epi salam kenal hehe
BalasHapusWoaaaah, buku ini tuh udh masuk ke wishlistku dari lama tp blm kesampaian juga. Setelah baca review ini aku jd mupeng banget sama buku ini. Apalagi bang epi bilang nilai-nilai ketimuran turut mewarnai pertemuan 2 pemikiran ini xD aku pengen liat kayak gimana. Apalagi di novel ini ada kasus '65 nya :D
Aku suka buku2 Jostein Gaarder, jadi aku makin penasaran sama buku Remy ini
Makasih atas review-nya bang :D
Whooaaaa.. om Remy Sylado junjunganku! :)))
BalasHapustapi belum beli seri Arjuna ini, padahal udah sampai seri ke-3 (atau ke-4 ya).
Hmm. Tapi bukunya yang lain suka banget, dan masih belum lengkap koleksi buku lamanya, soalnya sedikit susah dicari. *getok celengan ayam*
Mbak Eka
BalasHapusKalau mau ngebandingin antara buku ini dengan buku Jostein Gaarder, jelas berbeda yang ditawarkan. Tapi buku inipun masih seri 1, artinya saya sendiri belum tuntas membaca seluruh buku ini lengkap, Tapi memang, senang bila ada unsur kebudayaan negeri sendiri yang juga dibawakan, paling nggak jadi memancing berpikir .
#abisselamaininggakpernahmikir
:o :o :o
Putri
hahaha..lagi ngumpulin bukunya beliau? jangan lupa ada buuknya Kamus Bahasa Manado-Indonesia, ketemunya di obralan.
:o :o
Aku cuma ngincer novel-novel sama puisinya aja, Bang. Hahaha. Ada buku hardcover kayaknya, kumpulan puisi, tapi bukan yang puisi mbeling. Ini lebih tebel. Punya nggak, bang? :))
BalasHapusRentang terbitnya Arjuna series ini dari satu buku ke buku lainnya cepet banget :( belum beli yang pertama, udah ada lagi dan ada lagi. Hiks.
malahan aku belum ada buku kumpulan puisinya, jadi tertarik juga nih, dalam buku Perempuan Bernama Arjuna ini juga banyak kutipan puisi beliau yang sesuai konteks perasaan si Arjunanya. Pas banget.
BalasHapusKayaknya buku ini kalau dikompilasi ya setebal Dunia Sophie juga kalik ya, cuma sengaja dipecah, biar terjangkau harganya, dan strategi pemasaran juga khusus kolektor buku-bukunya.
Tapi bukunya ini relatif mahal sebijinya euy :c
Adakah anda memerlukan pinjaman untuk membayar hutang anda? anda memerlukan pinjaman untuk memulakan perniagaan, atau anda memerlukan pinjaman untuk membayar bil, mencari lagi kerana kami memberi pinjaman pada kadar yang mula daripada 2%, hubungi kami melalui e-mel syarikat:
BalasHapusalexandraestherloanltdd@gmail.com atau
alexandraestherfastservice@cash4u.com
Tuhan merahmati kamu.
Adakah anda memerlukan pinjaman untuk membayar hutang anda? anda memerlukan pinjaman untuk memulakan perniagaan, atau anda memerlukan pinjaman untuk membayar bil, mencari lagi kerana kami memberi pinjaman pada kadar yang mula daripada 2%, hubungi kami melalui e-mel syarikat:
BalasHapusalexandraestherloanltdd@gmail.com atau
alexandraestherfastservice@cash4u.com
Tuhan merahmati kamu.
Bosan main poker sama ROBOT? Kapan untungnya?
BalasHapusKini Hadir Game Terbaru ===>> GAME SAKONG
Mari.. bergabung bersama kami di ROYALQQ, main poker tanpa Robot 100% player vs player.
Deposit Minimum Rp. 15.000
www,royalqq,poker
Support Bank BCA, MANDIRI, BNI, BRI
add 2B68D666