Judul: Kisah Abrukuwah
Pengarang: Sori Siregar
Ilustrasi dan Desain Sampul: Rully Susanto
Penerbit: PT Gramedia, 2003
Tebal: 138 halaman
Salah satu kenikmatan membaca kumpulan cerita pendek menurut saya adalah saya mendapat berbagai permenungan dari satu penulis. Kemahiran penulis menampilkan persoalan dalam kurang lebih 1500 kata menurut saya adalah hal yang luar biasa. Sori Siregar memotret kehidupan nyata dalam sebuah cerita. Mungkin hal itu disebabkan profesinya sebagai wartawan yang banyak menyaksikan peristiwa dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Buku ini berisi sepuluh cerpen terpilih karya Sori Siregar. Semuanya telah dimuat pada media cetak nasional dalam kurun waktu`1994 s.d.2001. Cerpen pertama tentang seorang wartawan yang dinterogasi aparat. Saat itu ada isu yang beredar adalah ada gerakan yang diduga mengancam kehidupan bangsa. Abrukuwah, nama wartawan itu dimintai keterangannnya. Sebagai wartawan, ia ditakuti aparat karena wartawan bisa saja akan menulis apa saja yang dialami selama pemeriksaan, Situasi terakhir menunjukkan bahwa pemeriksaan oleh aparat selalu ada unsur kekerasan.
Cerpen-cerpen Sori menunjukkan realita. Pada cerita Bram, pertanyaan tentang pekerjaan yang sedang digeluti selalu menjadi topik menarik bagi suatu perkumpulan reuni almamater. Pilihan pekerjaan yang mungkin berbeda oleh orang kebanyakan, menjadi sorotan Sori. Pada cerita Makam, lebih unik lagi. Sori menggambarkan sebuah mitos di sebuah wilayah, dimana ada makam yang dibuat keramat oleh warga. Menurut isu,ada kontraktor yang ingin menggusur tanah dimana ada makam itu. Dengan skenario cerdik, akhirnya makam itu dipindahkan.
Buku ini cukup tipis dan berukuran kecil. Baca pelan-pelan, ada pelajaran di tiap cerpen Sori ini. Selamat membaca.
Sori Siregar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 12 November 1939. Nama lengkapnya ialah Sori Sutan Sirovi Siregar. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika.
Pengarang: Sori Siregar
Ilustrasi dan Desain Sampul: Rully Susanto
Penerbit: PT Gramedia, 2003
Tebal: 138 halaman
Salah satu kenikmatan membaca kumpulan cerita pendek menurut saya adalah saya mendapat berbagai permenungan dari satu penulis. Kemahiran penulis menampilkan persoalan dalam kurang lebih 1500 kata menurut saya adalah hal yang luar biasa. Sori Siregar memotret kehidupan nyata dalam sebuah cerita. Mungkin hal itu disebabkan profesinya sebagai wartawan yang banyak menyaksikan peristiwa dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Buku ini berisi sepuluh cerpen terpilih karya Sori Siregar. Semuanya telah dimuat pada media cetak nasional dalam kurun waktu`1994 s.d.2001. Cerpen pertama tentang seorang wartawan yang dinterogasi aparat. Saat itu ada isu yang beredar adalah ada gerakan yang diduga mengancam kehidupan bangsa. Abrukuwah, nama wartawan itu dimintai keterangannnya. Sebagai wartawan, ia ditakuti aparat karena wartawan bisa saja akan menulis apa saja yang dialami selama pemeriksaan, Situasi terakhir menunjukkan bahwa pemeriksaan oleh aparat selalu ada unsur kekerasan.
Cerpen-cerpen Sori menunjukkan realita. Pada cerita Bram, pertanyaan tentang pekerjaan yang sedang digeluti selalu menjadi topik menarik bagi suatu perkumpulan reuni almamater. Pilihan pekerjaan yang mungkin berbeda oleh orang kebanyakan, menjadi sorotan Sori. Pada cerita Makam, lebih unik lagi. Sori menggambarkan sebuah mitos di sebuah wilayah, dimana ada makam yang dibuat keramat oleh warga. Menurut isu,ada kontraktor yang ingin menggusur tanah dimana ada makam itu. Dengan skenario cerdik, akhirnya makam itu dipindahkan.
Buku ini cukup tipis dan berukuran kecil. Baca pelan-pelan, ada pelajaran di tiap cerpen Sori ini. Selamat membaca.
Sori Siregar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 12 November 1939. Nama lengkapnya ialah Sori Sutan Sirovi Siregar. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika.