Saya teringat pada suatu kejadian di sebuah kelas bimbingan ketika saya masih SMU. Instruktur atau biasa disebut tentor bercerita pada kami: " Dek, kalau anak bayi, gitu lahir, apa yang dilakukannya? menangis bukan?" Kami mengiyakan. "Kalau abang enggak gitu dek, begitu abang lahir dari kandungan mamak abang, abang nggak langsung nangis, tapi mikir dulu, mau jadi apa aku besar nanti." Kami sekelas tertawa, menertawakan sesuatu yang dulu tampaknya lucu. Namun, itulah pertanyaan mendasar hidup kita. Dalam salah satu tulisannya Andar mengatakan bahwa ada tiga hal mendasar tentang hidup yang ada pada kita. Pertama, untuk apa aku hidup? kedua, mau jadi apa aku dalam hidup? dan ketiga, dengan siapa nanti aku hidup? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menuntun kita pada satu pencarian jawaban. Perncarian jawaban tersebut membutuhkan perjalanan yang cuku panjang, ada kalanya mempertanyakan kembali, ada kalanya berhenti sejenak, dan mungkin ada yang malah berbalik.
Renungan-renungan tulisan Andar tentang bekerja membawa kita pada penemuan akan pertanyaan untuk apa kita hidup. Dan jawabannya untuk bekerja. Bekerja karena apa dan untuk apa? Bekerja karena merupakan hidup kita dan bekerja untuk memberi manfaat pada kehidupan itu sendiri. Karena itu tetaplah bekerja dan beri pengaruh pada dunia.
Renungan-renungan tulisan Andar tentang bekerja membawa kita pada penemuan akan pertanyaan untuk apa kita hidup. Dan jawabannya untuk bekerja. Bekerja karena apa dan untuk apa? Bekerja karena merupakan hidup kita dan bekerja untuk memberi manfaat pada kehidupan itu sendiri. Karena itu tetaplah bekerja dan beri pengaruh pada dunia.