Gandamayu adalah sebuah novel yang ditulis oleh wartawan Kompas, Putu Fajar Arcana. Dari cover novel ini ada tiga objek yang menjadi bagian novel ini. Pertama siluet ayah dan anak dan sebuah sepeda. Hal ini merefleksikan Putu Fajar Arcana sebagai anak yang dibawa berkeliling oleh ayahnya dengan sepeda ke desa-desa di Bali. Selain sebagai petani, ayah Arcana adalah penembang yang seringkali dipanggil ke desa-desa tetangga untuk menembang pada acara ruwatan. Kedua, adalah pohon waru. Pohon Waru ini adalah pohon dimana Sahadewa diikat oleh Kalika ketika ia ditawan di hutan setra Gandamayu. Ketiga adalah mata? saya sendiri tidak tahu apa maknanya.
Bagi yang sudah mengetahui kisah Mahabharata, maka tidak sulit memahami cerita pada novel ini. Pertarungan antara Pandawa dan Kurawa di medan Kurusetra, memperoleh porsi terbesar dalam cerita ini. Namun, yang menjadi sorotan utamanya bukanlah semata-mata kisah heroik pertarungan tersebut. Namun peranan wanita di dalamnya. Suatu rekonstruksi cerita yang menarik bila cerita klasik Mahabharata tersebut ditinjau dari kacamata kekinian. Pertanyaan mendasarnya ialah: Apakah sebuah kebijakan itu menjadi bijak jika yang mengambil adalah pihak mayoritas/superior?
Mengapa kegelisahan tersebut muncul? barangkali penyebab utamanya dalam prakteknya seringkali sebuah kebijakan tanpa tujuan yang jelas dan kebijakan tersebut adalah sesuatu hal yang diambil dari satu sudut pandang saja, tanpa menimbang dari sisi lain. Akibatnya, 'kebijakan' tersebut menjadi tak hidup dan cenderung merugikan satu pihak.