Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir
Minggu, Juli 12, 2009Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir by Trias Kuncahyono
My rating: 3 of 5 stars
Softcover, 356 pages
Published 2008 by Penerbit Buku Kompas
ISBN13 9789797093617
Apa yang terbayangkan bila mendengar Yerusalem? Itu adalah sebuah kota nun jauh disana, yang sudah didengar ceritanya dari sejak anak-anak lewat kisah para nabi hingga sekarang ini menjadi pusat tujuan wisata ziarah dan sorotan internasional karena konflik terus menerus antarbangsa yang mengklaim bahwa Jerusalem adalah milik mereka.
Seperti buku-buku Trias lainnya, buku ini adalah buku catatan perjalanan jurnalistik yang dilakukannya di Yerusalem. Bedanya, kunjungannya ke Yerusalem adalah impian dari semasa kecil. Ketika masih kecil, Trias sering diceritakan tentang kisah nabi oleh ibunya. Adam, Nuh, Abraham, Musa, Daud dan banyak nabi lain. Setting cerita nabi itu yaitu antara lain Yerusalem, Yudea, Samaria, Mesir, Bethelehem, dan sebagainya. cerita dari ibu di masa kecil itu diperkuat dengan lukisan-lukisan dari sang ayah.Ayah Trias yang berprofesi sebagai seniman turut menyumbang di imajinasi Trias bagaimana dan seperti apa tempat-tempat itu. Selain itu ayah Trias juga sering membelikan buku yang menceritakan kisah nabi dalam gambar. Sungguh suatu paduan yang sangat klop. Ibu yang pintar bercerita, dan ayah yang pintar melukis dan suka membelikan komik/buku bergambar.
Perjalanan ke yerusalem tidaklah gampang. Ada puluhan prosedur yang harus dilewati sebelum mendapat izin berkunjung. Apa pekerjaan anda? Apakah anda punya kenalan disana? Sudah berapa lama koper ini di anda? Siapakah yang menyusun koper anda? Apakah anda wartawan? apakah isi laptop anda? kalau anda wartawan, tunjukkan satu tulisan anda pada saya! Inilah "sedikit" dari pertanyaan yang harus dijawab Trias di meja petugas imigrasi. Ternyata, akibat dari serangan-serangan militer dan bom bunuh diri yang terus menghangat di yerusalem, membuat prosedur pemeriksaan orang yang mau datang ke sana semakin diperketat.
Suci. karena itu adalah sifat Tuhan. Konflik. karena sifat manusia yang rakus, dan tamak, dan selalu ingin menguasai. Yerusalem yang unik, milik tiga agama samawi, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Kota yang penuh kenangan, dimana ketiga agama tersebut mengakui bahwa Abraham (ibrahim) adalah nabi mereka, dimana sangat teruji kesetiaannya ketika Tuhan memerintahkan ia untuk mengorbankan anaknya.
Namun, dimanakah letak konfliknya? Sejarah menuliskan bahwa dari sejak dulu kala, Yerusalem sudah sarat dengan perebutan kekuasaan. Dari sejak zaman raja Daud hingga sekarang ini. Karen Armstrong menulis,bahwa perang salib memberi andil yang tidak sedikit bagi konflik yang terjadi hingga saat ini. Pihak yang berseteru sekarang, Israel dan Palestina, terus berupaya mencapai kata sepakat, yang seolah-olah memang sepakat untuk tidak sepakat mengenai batas-batas wilayah yang menjadi kekuasaan dua negara tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan, hingga sampai menelan nyawa pemimpin dunia, namun tetap perdamaian di kota damai itu tidak kunjung tercipta. Ironis, Seharusnya kota suci itu milik bersama seluruh umat di seluruh dunia, sehingga gaung perdamaian selalu diperdengarkan.
Dalam buku ini, Trias menceritakan bagaimana detil-detil kota Yerusalem. Yerusalem yang terletak di atas Gunung wilayah Yudea, terbagi atas Yerusalem Utara dan Yerusalem Selatan. Yerusalem terdiri dari kota lama yaitu kota yang dibatasi oleh tembok. Tembok itu sendiri terdiri dari delapan pintu gerbang, tujuh diantaranya terbuka, namun satu pintu gerbang, yatu pintu gerbang Kerahiman yang masih terkunci. Dipercaya bahwa pintu gerbang itu dibuka oleh Mesias yang akan datang ke dunia untuk menghakimi dunia.
Mengapa dimiliki oleh agama Islam, karena adanya bangunan Dome of the Rock dan Masjid Al Aqsa (tempat Nabi Muhamad miraj dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa). Mengapa dimiliki oleh agama Kristen? karena adanya bangunan Gereja makam Kristus, yang dibangun oleh Raja Konstantinopel atas permintaan ibunya raja, Ratu Helena. Mengapa dimiliki agama Yahudi (Yudaisme) karena ada Bait Allah atau Kenisah.
Sayangnya, buku ini sangat minim dengan gambar-gambar, akhirnya pembaca harus berimajinasi sendiri lagi. Selain itu, sangat sedikit sumber-sumber yang menceritakan tentang bagaimana Yerusalem dipandang dari sudut pengadilan akhir (seperti judul buku ini). walaupun begitu, semoga tidak mengurangi gairah kita untuk menghentikan membaca buku ini sampai selesai, dan berharap kita bisa suatu saat kesana.
jkt120709
0 komentar