Lelaki Tua dan Laut
Kamis, Agustus 06, 2009Lelaki Tua dan Laut by Ernest Hemingway Yuni Kristianingsih Pramudhaningrat (Translator)
My rating: 5 of 5 stars
Paperback, 145 pages
Published May 2009 by Serambi Ilmu Selesta (first published 1952)
ISBN13: 9789790241473
Saya tertarik dengan covernya buku ini. Kalau dilihat dari covernya, maka judulnya bukan lagi Lelaki tua dan Laut, tetapi Lelaki Tua dan Ikan. Wajah lelaki dalam cover itupun terlihat murung di atas perahunya sementara ia memegang ikan dan pancingnya. Namun, itulah 'tokoh-tokoh' yang berperan dalam novel Ernest Hemingway ini.
Mulanya, saya menyangka novel ini mirip dengan judul kumpulan cerita pendek Hudan Hidayat, Lelaki Ikan. Ternyata beda. Persamaannya, lelaki tersebut sama-sama memburu ikan.
Bersetting di Kuba, seorang nelayan lelaki tua bernama Santiago memulai hari perburuannya. Setelah Delapan puluh empat hari melaut, ia tidak memperoleh hasil. Sebelumnya, seorang anak laki-laki mengikutinya berlayar. Namun, setelah melihat Santiago pulang tidak membawa tangkapan, orangtua anak itupun melarang anaknya itu ikut kembali dalam berlayar bersama Santiago dengan dalih bahwa Santiago terkena sial atau dalam bahasa setempat, salao.
Perburuan dimulai. Santiago mulai menyebar kail dengan umpan sarden yang telah disiapkan oleh anak lelaki tadi. Suatu ketika, umpannya mengenai sasaran. Ia tidak bisa menduga jenis ikan yang tersangkut di kailnya. Namun ia menduga, ikan yang malang itu sangat besar. Berhari dan bermalam ia menunggu mangsanya itu. Kadangkala ia menarik tali kailnya, kadang ia mengulurnya. Ia benar-benar tidak mau kehilangan buruannya itu. Untuk menyambung hidupnya di perahu, Santiago memakan daging segar ikan yang sempat terjebak kailnya.
Ia tidak memedulikan lagi tubuhnya. Ia sampai melilitkan tali kailnya ke tubuhnya di waktu malam demi ia tidak mau terlena dan buruannya lepas. Hingga pada ssuatu siang, ikan tersebut muncul di permukaan, dan ia sangat terkejut, bahwa ikan yang ditunggunya adalah seekor ikan marlin biru yang panjangnya kurang lebih lima setengah meter.
Berbekal dengan seruit, akhirnya ia melumpuhkan ikan marlin tersebut, dengan menancapkan seruit tersebut di dada si ikan. Ikan tersebut diikat di perahunya, dan ia bersiap untuk kembali. Apakah perjuangan selesai? Belum. Ia harus berjuang membawa ikan tersebut ke darat. Berbagai tantangan kembali dihadapinya. akibat darah ikan marlin yang sudah menyebar di laut, ternyata mengundang ikan hiu dan memburu marlin tangkapan Santiago. Ikan Hiu tersebut bahkan mencabik daging ikan marlin yang sedang dibawanya, akibatnya ikan marlin tersebut tidak utuh lagi. Berbekal dengan peralatan yang seadanya, ia pun menghalau hiu dan bahkan membunuhnya. Dua ekor!
Ditengah perjuangannya selama perburuannya, ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Ia sangat kesepian, Disaat-saat kritis, ia teringat dengan anak muda lelaki yang biasanya menemani dan membantunya. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa ia sanggup memberikan perlawanan pada rasa sakit di tubuhnya, dan rasa takut yang menerpanya. Akhirnya ia tiba kembali di desanya, ia sangat lelah. Ia tidur dan terbangun ketika anak lelaki itu menyiapkan sesuatu baginya seperti makanan dan pakaian bersih. orang-orang desa berkumpul melihat ke perahu Santiago, dan sangat terheran-heran akan hasil tangkapan yang belum pernah didapat oleh nelayan-nelayan desa itu sebelumnya. Dan lelaki tua itupun melanjutkan tidurnya....
Inilah novel peraih Pulitzer di Tahun 1953 dan hadiah nobel sastra pada Tahun 1954. Sebagai potret kehidupan nelayan di Kuba, Hemingway menulis dengan apik. Mengingat hubungan Kuba dan Amerika yang tidak harmonis, seharusnya kita agak geli dengan hobi Santiago yaitu penggemar baseball. Beberapa klub bisbol antara lain The Yankees dan The Indian Cleveland, ikut terekam dalam novel ini. Namun bila kita sadar bahwa olahraga itu bersifat universal, maka hal itu melewati batas hubungan politik antarnegara, termasuk Amerika-Kuba.
Kisah ini juga telah difilmkan, dan film ini juga meraih piala Oscar dengan kategori Animated Best Short Film pada Tahun 2000. Sebagai mahakarya sastra dan film, kisah fiksi ini menjadi produk terbaik abad ini.
1 komentar
GOOD! :q
BalasHapuskak, aku mahasiswi semester akhir. pengen bgt buat skripsi dr novel ini. yg pengen aku angkat mirality nya. bisa share gak ke kk nih?
kalo blh tau email kk apa ya?
nih email ku azhani_sembiring@yahoo.com