Judul: Impian Perawan
Pengarang: Nugroho Suksmanto
Desain sampul: Hasta/Adhitya Dharma
Gambar sampul: Biscuits Levre-Utile,1897 karya Alphonse Mucha
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan: Kedua (April 2009)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: xii + 122 halaman
ISBN: 9789792241792
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya Nugroho Suksmanto yang beberapa diantaranya telah diterbitkan di berbagai media cetak. Sebuah pengantar oleh Budi Dharma, yang memberi sentuhan akademis pada karya Nugroho ini. Ia memberi peristilahan unity in variety.
Baik Socrates maupun Aristoteles berpendapat bahwa sastra merupakan cerminan dari realita atau mimesis. Nugroho menggunakan cerpen sebagai media penyampaian realita pada para pembaca. Tidak hanya sastra sebenarnya, karya seni seperti patung, lukisan, lagu, drama, tari, dan sebagainya.
Budi Dharma menambahkan seorang pemikir bernama Horace mengingatkan bahwa sastra harus memenuhi dulce et utile. Dulce adalah rasa nikmat, rasa haru, atau rasa apapun yang menjadikan pembaca tertarik, dan utile adalah kegunaan atau manfaat. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa sesuatu keindahan ataupun manfaat juga tergantung bagaimana pembaca meresponi sastra tersebut.
Pengarang: Nugroho Suksmanto
Desain sampul: Hasta/Adhitya Dharma
Gambar sampul: Biscuits Levre-Utile,1897 karya Alphonse Mucha
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan: Kedua (April 2009)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: xii + 122 halaman
ISBN: 9789792241792
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya Nugroho Suksmanto yang beberapa diantaranya telah diterbitkan di berbagai media cetak. Sebuah pengantar oleh Budi Dharma, yang memberi sentuhan akademis pada karya Nugroho ini. Ia memberi peristilahan unity in variety.
Baik Socrates maupun Aristoteles berpendapat bahwa sastra merupakan cerminan dari realita atau mimesis. Nugroho menggunakan cerpen sebagai media penyampaian realita pada para pembaca. Tidak hanya sastra sebenarnya, karya seni seperti patung, lukisan, lagu, drama, tari, dan sebagainya.
Budi Dharma menambahkan seorang pemikir bernama Horace mengingatkan bahwa sastra harus memenuhi dulce et utile. Dulce adalah rasa nikmat, rasa haru, atau rasa apapun yang menjadikan pembaca tertarik, dan utile adalah kegunaan atau manfaat. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa sesuatu keindahan ataupun manfaat juga tergantung bagaimana pembaca meresponi sastra tersebut.