Judul: Kopi Merah Putih
Penulis: Indonesia-Anonymus
Editor: Isman H. Suryaman
Tebal: 192 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2009
ISBN13: 9789792245295
Tidak ada yang lebih menyenangkan bila menyesap secangkir kopi hangat ditemani dengan obrolan yang menarik. Tidak heran, di kedai-kedai kopi di sepanjang jalan Aceh dipenuhi dengan orang-orang yang membahas politik, ekonomi, pemilihan kepala daerah, dan sebagainya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa seluruh informasi di negeri ini tersedia di warung kopi. Demikian juga di lapo tuak yang ada di Medan dan sekitarnya. Isinya dipenuhi dengan orang-orang dengan berbagai profesi, tema pembicaraannya juga kurang lebih sama dengan dengan warung kopi di Aceh, mulai dari adat, kasus korupsi, kasus suap dan sebagainya. Namun sayang, perjudian juga marak di tempat ini, karena itu lapo tuak dianggap tempat yang tidak baik. Di Ambon, keadaannya juga mirip. Rumah kopi penuh setiap hari dengan orang-orang yang mengobrol. Perpaduan yang manis antara kopi dan kue kering menjadi teman berbincang yang mantap, Itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia suka berbagi dan apakah mungkin menjadi ajang yang subur bagi orang-orang yang suka membual dan besar bicara? entahlah....
Anda dikatakan berhasil menjadi pusat perhatian manakala topik yang Anda lontarkan di forum warung kopi adalah topik yang Anda kuasai. Entahkah itu tentang kisah 1001 malam, cerita Abunawas, kasus korupsi terkini, atau mungkin kisah cinta Angie dan perwira Polri. Karena itu mungkin Anda perlu pengetahuan yang lebih, artinya mengakses informasi yang ada di koran, majalah, atau televisi, lalu dibagikan dengan rekan-rekan pengunjung warung kopi.
Penulis: Indonesia-Anonymus
Editor: Isman H. Suryaman
Tebal: 192 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2009
ISBN13: 9789792245295
Tidak ada yang lebih menyenangkan bila menyesap secangkir kopi hangat ditemani dengan obrolan yang menarik. Tidak heran, di kedai-kedai kopi di sepanjang jalan Aceh dipenuhi dengan orang-orang yang membahas politik, ekonomi, pemilihan kepala daerah, dan sebagainya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa seluruh informasi di negeri ini tersedia di warung kopi. Demikian juga di lapo tuak yang ada di Medan dan sekitarnya. Isinya dipenuhi dengan orang-orang dengan berbagai profesi, tema pembicaraannya juga kurang lebih sama dengan dengan warung kopi di Aceh, mulai dari adat, kasus korupsi, kasus suap dan sebagainya. Namun sayang, perjudian juga marak di tempat ini, karena itu lapo tuak dianggap tempat yang tidak baik. Di Ambon, keadaannya juga mirip. Rumah kopi penuh setiap hari dengan orang-orang yang mengobrol. Perpaduan yang manis antara kopi dan kue kering menjadi teman berbincang yang mantap, Itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia suka berbagi dan apakah mungkin menjadi ajang yang subur bagi orang-orang yang suka membual dan besar bicara? entahlah....
Anda dikatakan berhasil menjadi pusat perhatian manakala topik yang Anda lontarkan di forum warung kopi adalah topik yang Anda kuasai. Entahkah itu tentang kisah 1001 malam, cerita Abunawas, kasus korupsi terkini, atau mungkin kisah cinta Angie dan perwira Polri. Karena itu mungkin Anda perlu pengetahuan yang lebih, artinya mengakses informasi yang ada di koran, majalah, atau televisi, lalu dibagikan dengan rekan-rekan pengunjung warung kopi.