Judul: Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882-1959
Penulis: Tio Tek Hong
Editor: David Kwa
Tebal: 129 halaman
Penerbit: Masup Jakarta Desember 2007 (pertama kali 2006)
ISBN: 9792572910
Sebuah kisah dapat mengalir oleh karena ingatan yang tajam. Saya masih ingat ketika ibu saya menceritakan masa kecilnya. Ibu saya juga menceritakan bagaimana ketika beliau berteman dengan seorang laki-laki yang sekarang menjadi ayah saya. Bagi saya yang mendengarkan cerita, hanya bisa membayangkan suasana peristiwa itu terjadi seraya (mungkin) menyusuri kembali tempat-tempat dimana terjadi peristiwa tersebut.
Tio Tek Hong, seorang pria Tionghoa yang pernah hidup di Jakarta pada akhir abad 19 dan awal abad 20 menceritakan masa kecil hingga dewasanya pada pembaca. Kisah perjalanan hidupnya berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat pada waktu itu. Ia adalah saksi keindahan kota Jakarta tempo dulu serta surutnya kekuasaan penjajah kolonial.
Tio Tek Hong dibesarkan dalam keluarga Tionghoa. Ia dilahirkan pada 7 Januari 1877, di Pasar Baru. Letusan dahsyat Gunung Krakatau pada Agustus 1883 sebagai pembuka bab buku ini. Hujan abu serta banyaknya batu apung banyak sekali di sekitar tempat tinggal mereka. Satu hal menarik, ia mencatat bahwa akibat bencana yang menelan banyak korban jiwa itu diciptakan nyanyian Gambang Kromong Kramat Karem.
Penulis: Tio Tek Hong
Editor: David Kwa
Tebal: 129 halaman
Penerbit: Masup Jakarta Desember 2007 (pertama kali 2006)
ISBN: 9792572910
Tio Tek Hong, seorang pria Tionghoa yang pernah hidup di Jakarta pada akhir abad 19 dan awal abad 20 menceritakan masa kecil hingga dewasanya pada pembaca. Kisah perjalanan hidupnya berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat pada waktu itu. Ia adalah saksi keindahan kota Jakarta tempo dulu serta surutnya kekuasaan penjajah kolonial.
Tio Tek Hong dibesarkan dalam keluarga Tionghoa. Ia dilahirkan pada 7 Januari 1877, di Pasar Baru. Letusan dahsyat Gunung Krakatau pada Agustus 1883 sebagai pembuka bab buku ini. Hujan abu serta banyaknya batu apung banyak sekali di sekitar tempat tinggal mereka. Satu hal menarik, ia mencatat bahwa akibat bencana yang menelan banyak korban jiwa itu diciptakan nyanyian Gambang Kromong Kramat Karem.