Filsafat dan sastra pada umumnya membicarakan hal yang sama, yaitu manusia. Sastra menceritakannya, filsafat mempertanyakannya. Novel ini merupakan novel pertama Albert Camus. Ia sebenarnya lebih dikenal sebagai sastrawan dibanding sebagai seorang filsuf. Saya mengenal tokoh Albert Camus ketika Institute Francais Indonesia (IFI) Bandung bersama Universitas Katolik Indonesia Parahyangan Bandung menyelenggarakan acara 100 tahun pemikiran Albert Camus. Saat itu saya berkesempatan juga mengikuti ceramah dari Gunawan Muhammad tentang pemikiran Albert Camus, dan juga GM menulis dua halaman catatan pinggir yang berjudul "Dari Djemila ke Sela-sela Sejarah" yaitu materi ceramah tersebut di Majalah Tempo.
Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah itu kolonialitas dan apa itu pascakolonialitas. Hal penting yang patut diingat adalah bahwa ketika Indonesia merdeka dari penjajah, bukan berarti negara Indonesia mulai dari nol seperti bayi yang baru lahir, melainkan sebagian besar masih melanjutkan tradisi, budaya serta warisan pemerintah penjajah sebelumnya. Hal penting dalam kajian kolonialitas adalah bagaimana bangsa penjajah (dalam hal ini bangsa berkulit putih) melihat bangsa jajahannya? Peristilahan Timur dan Barat, Dunia pertama dan Dunia Ketiga, merupakan pengklasifikasian/pembedaan bangsa dari sudut pandang orang kulit putih.
Lalu apa yang salah dengan hal itu? cara pandang orang Barat terhadap Timur adalah memandang bahwa Orang Timur adalah orang yang tertinggal, eksotis, patut diberi pencerahan, dan lain sebagainya. Persoalan mendasarnya adalah menganggap manusia Barat dan Timur tidak setara. Tidak hanya di dunia politik, tetapi juga di dunia ekonomi, militer, dan juga sastra-yang menjadi objek kajian Katrin Bandel, Doktor Sastra Indonesia dari Universitas Hamburg, Jerman. Situasi Orang Barat memandang dengan kacamata ketidaksetaraan terhadap Dunia Timur, menjadi kegelisahan tersendiri bagi Katrin. Dalam banyak situasi, orang Barat diuntungkan, tetapi Katrin mengambil sikap dengan tidak berdiri di posisi menguntungkan tersebut. Ia mengistilahkannya situasi tersebut dengan ambivalensi, yang diuraikan oleh Ahda Imran dalam Peluncuran buku ini di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, dengan :"simpati pada mereka yang tersisihkan oleh sistem yang mendominasi sambil menikmati posisinya yang sejuk nyaman yang disediakan oleh sistem itu."
Baca bareng BBI bulan Maret 2014 ini yaitu buku kumpulan puisi. Saya akui, mereview buku kumpulan puisi sangatlah sulit, sebab saya sendiri jarang membaca kumpulan puisi, selain itu saya bila saya bandingkan dengan tulisan-tulisan lain yang membahas puisi, rasa-rasanya bahasanya terlalu tinggi menurut saya.
Saya memutuskan membaca Sajak Ladang Jagung, kumpulan puisi karya Taufiq Ismail. Sajak Ladang Jagung terdiri dari 3 buku (total 37 puisi): Buku Pertama, berisi 7 puisi. Buku Kedua, berisi 11 puisi, dan Buku Ketiga, berisi 19 puisi.
Judul: Sajak Ladang Jagung
Karya: Taufiq Ismail
Desain sampul: Ayi R. Sacadiputra
Diterbitkan pertama kali oleh Budaja Djaja - Dewan Kesenian Jakarta, Juni 1973
Edisi Pustaka Jaya
Cetakan pertama, 1975
Cetakan kedua, 2013
Tebal 80 halaman
ISBN 978-979-419-388-4
Saya memutuskan membaca Sajak Ladang Jagung, kumpulan puisi karya Taufiq Ismail. Sajak Ladang Jagung terdiri dari 3 buku (total 37 puisi): Buku Pertama, berisi 7 puisi. Buku Kedua, berisi 11 puisi, dan Buku Ketiga, berisi 19 puisi.
Judul: Sajak Ladang Jagung
Karya: Taufiq Ismail
Desain sampul: Ayi R. Sacadiputra
Diterbitkan pertama kali oleh Budaja Djaja - Dewan Kesenian Jakarta, Juni 1973
Edisi Pustaka Jaya
Cetakan pertama, 1975
Cetakan kedua, 2013
Tebal 80 halaman
ISBN 978-979-419-388-4
Dalam rangka menyemarakkan ulang tahun BBI ketiga pada 13 April 2014, Blog Buku Helvry turut serta mengadakan Giveaway Hop bersama puluhan blog anggota BBI lainnya. Mohon maaf bila saya tidak dapat mengikuti sesuai jadwal yang ditetapkan panitia, yaitu seharusnya dimulai 13 Maret karena sedang dihimpit deadline pekerjaan. Adapun tujuan giveaway ini adalah turut mengerjakan apa yang menjadi visi BBI yaitu Sharing. Sharing memiliki makna bahwa membaca adalah kegiatan yang mengasyikkan yang patut dibagikan kepada orang lain. Berbagi buku juga merupakan kegiatan yang mengasyikkan bukan? Tentu saja :)
Syarat dan Ketentuan
Mohon perhatikan dengan seksama, jika ada syarat yang tidak terpenuhi, maka akan saya diskualifikasi.
1. Peserta giveaway adalah WNI yang berdomisili di Indonesia.
2. Mengisi form google doc yang tersedia.
3. Menjawab pertanyaan yang diberikan dengan lengkap.
4. Meninggalkan komentar di salah satu postingan review buku blog ini.
5. Meninggalkan komentar di postingan BBI 3rd Anniversary Giveaway Hop 2014 ini.
4. Giveaway ini dimulai 19 Maret 2014 s.d. 11 April 2014 Pukul 23.59 WIB
5. Pemenang diumumkan tanggal 13 April 2014 pukul 09:00 WIB melalui postingan di blog ini. Pemenang diharapkan memberikan konfirmasi dengan mengirimkan email ke helvry@gmail.com
Pemenang dan Hadiah
Saya akan menentukan dua orang peserta sebagai pemenang giveaway, dengan kriteria pemenang memenuhi syarat dengan lengkap dan jawaban terbaik.
Bagi pemenang dipersilahkan memilih buku yang diinginkannya dengan budget maksimal Rp100.000 (di luar ongkos kirim) . Buku akan saya kirimkan setelah saya menerima judul buku yang diminta.
Syarat Pertama (mengisi form google doc)
Syarat Kedua (meninggalkan komentar di salah satu review buku)
Silakan melihat daftar buku yang sudah saya review di:
http://blogbukuhelvry.blogspot.com/p/to-z-index_25.html atau
http://blogbukuhelvry.blogspot.com/p/table-of-content.html
Cat. Jika sudah pernah mengisi di waktu yang lalu, silakan komen di postingan review yang lain. Komentar terbaru pasti tercatat.
Syarat Ketiga (meninggalkan komentar di postingan ini)
Silakan tinggalkan ucapan selamat ulang tahun kepada BBI di page ini.
Terima kasih atas partisipasinya.
Majulah Pembaca Indonesia.
@helvrySINAGA
Bandung, 19 Maret 2014
Peserta BBI 3rd Anniversary Giveaway Hop 2014 lainnya
Syarat dan Ketentuan
Mohon perhatikan dengan seksama, jika ada syarat yang tidak terpenuhi, maka akan saya diskualifikasi.
1. Peserta giveaway adalah WNI yang berdomisili di Indonesia.
2. Mengisi form google doc yang tersedia.
3. Menjawab pertanyaan yang diberikan dengan lengkap.
4. Meninggalkan komentar di salah satu postingan review buku blog ini.
5. Meninggalkan komentar di postingan BBI 3rd Anniversary Giveaway Hop 2014 ini.
4. Giveaway ini dimulai 19 Maret 2014 s.d. 11 April 2014 Pukul 23.59 WIB
5. Pemenang diumumkan tanggal 13 April 2014 pukul 09:00 WIB melalui postingan di blog ini. Pemenang diharapkan memberikan konfirmasi dengan mengirimkan email ke helvry@gmail.com
Pemenang dan Hadiah
Saya akan menentukan dua orang peserta sebagai pemenang giveaway, dengan kriteria pemenang memenuhi syarat dengan lengkap dan jawaban terbaik.
Bagi pemenang dipersilahkan memilih buku yang diinginkannya dengan budget maksimal Rp100.000 (di luar ongkos kirim) . Buku akan saya kirimkan setelah saya menerima judul buku yang diminta.
Syarat Pertama (mengisi form google doc)
Syarat Kedua (meninggalkan komentar di salah satu review buku)
Silakan melihat daftar buku yang sudah saya review di:
http://blogbukuhelvry.blogspot.com/p/to-z-index_25.html atau
http://blogbukuhelvry.blogspot.com/p/table-of-content.html
Cat. Jika sudah pernah mengisi di waktu yang lalu, silakan komen di postingan review yang lain. Komentar terbaru pasti tercatat.
Syarat Ketiga (meninggalkan komentar di postingan ini)
Silakan tinggalkan ucapan selamat ulang tahun kepada BBI di page ini.
Terima kasih atas partisipasinya.
Majulah Pembaca Indonesia.
@helvrySINAGA
Bandung, 19 Maret 2014
Peserta BBI 3rd Anniversary Giveaway Hop 2014 lainnya
Terinspirasi tiga peristiwa sejarah: Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1968, Leila menghadirkan sebuah kisah keluarga yang terpengaruh peristiwa-peristiwa tersebut. Sebuah kurun waktu yang cukup panjang. Di Indonesia sendiri, kurun waktu tersebut adalah masa pemerintahan The Smile General, Soeharto. Ong Hok Kam menyatakan bahwa sejarah pada dasarnya adalah tentang manusia. Arnold Toynbee dalam History, science, and fiction menyatakan: there are three different methods of viewing and presenting the objects of our thought, and, among them, the phenomena of human life. The first is the ascertainment and recording of 'facts'; the second is eludication. through a comparative study of the facts ascertained, of general 'laws'; the third is the artistic re-creation of the facts int he form of 'fiction'.
Pulang
Pengarang: Leila S. Chudori
Gambar Sampul dan Isi: Daniel "Timbul" Cahaya Krisna
Tataletak sampul: Wendie Artswenda
Tebal: vii + 464 hlm
ISBN: 978-979-91-0515-8
Melalui cerita fiksi dalam novel Pulang ini, Leila menghadirkan kembali peristiwa pasca September 1965 di Jakarta, Mei 1968 di Paris, serta Mei 1998 di Jakarta. Muatan-muatan tiap peristiwa ini direkam oleh tokoh-tokoh yang berbeda. Melalui peristiwa 1965, direkam oleh Hananto, seorang wartawan kantor berita nusantara. Pada saat itu, informasi pemerintah Indonesia hanya disetir oleh Angkatan Darat. Setelah Kantor Berita Nusantara dinyatakan terlarang, semua pegawai-pegawainya bersembunyi dari kejaran aparat. Surat sakti pada saat itu adalah surat bebas terlibat G30S-PKI. Salah satu wartawan kantor berita nusantara Dimas Surya, saat itu bersama rekannya sedang ditugaskan ke Amerika Latin, luput dari 'sapuan' pasukan Angkatan Darat.
Peristiwa Mei 1968, disaksikan oleh Dimas Surya dan Vivienne Deveraux. Dimas Surya yang merupakan eksil politik, bertemu dengan Vivienne, seorang mahasiswi cantik Universitas Sorbonne, diamana saat itu sedang berkembang gerakan mahasiswa yang didukung oleh buruh. Peristiwa Mei 1998, disaksikan oleh Lintang Utara, putri semata wayang Dimas Surya dan Vivienne, yang sedang mengerjakan tugas akhirnya tentang tahanan politik orde baru serta orang-orang dekatnya.
Apa yang menarik dari novel ini adalah adanya narator dengan berbagai sudut pandang. Selain itu, untuk mengawali kepulangan', tentu ada 'kepergian' Menurut saya, dua tokoh yang menjadi 'Pergi' dan 'Pulang' masing-masing adalah Dimas Surya dan Lintang Utara. Selain itu, dari novel ini kita dapat mengeri bagaimana situasi pelarian politik di luar negeri. Dari sekelumit kisah Dimas dkk di Prancis, dapat kita ketahui betapa sulit dan penuh perjuangannya hidup di tengah pelarian. Termasuk penolakan dari bangsa sendiri.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti yang saya tuliskan di postingan sebelumnya, bahwa saya mendapat dua buah buku dari Santa yaitu seperti di bawah, yaitu novel Pulang dan buku Saling Silang Indonesia-Eropa. Selain itu saya mendapatkan juga kartu pos serta pembatas buku wayang.
Riddle di bawah ini yang harus saya pecahkan:
Wish you a wonderful X-mas and a very happy new year
from: secret santa (moon goddess)
Baiklah, sebelum sampai ke penebakan, saya uraikan sedikit bagaimana proses penerimaan buku ini di tangan saya:
- Saat itu event Festival Pembaca Indonesia 2013, ketika saya sedang berdiri di depan stand BBI, saya mengobrol mbak Lyla dan Ika. Dan tiba-tiba, mbak Lyla nyeletuk: "eh ada titipan loh untuk Bang Epi." Saat itu saya berpikir, titipan macam apakah itu?
- Setelah agak siang dan menjelang sore, saya kembali berdiri di depannya stand BBI (kenapa mesti ya?), dan Mbak Astrid menghampiri saya, seraya memberikan sebuah bungkusan kado, yang dari bentuknya saya menduganya berupa buku. Mbak Astrid mengatakan kalau barang itu dari titipan seseorang. Segera saya simpan, lalu membukanya di rumah.
- Sesampainya di rumah, saya membukanya. Ternyata isinya adalah kado dari Santa. Dari sini saya menilai, Santa saya cukup cerdik. Ia tidak menggunakan jasa pengiriman/ekspedisi, namun melalui titipan. Hal itu menyulitkan saya menerka dari kota mana kado tersebut dikirimkan.
dan untuk memperkuat temuan di atas, saya juga menemukan keterangan serupa yaitu:
Dengan demikian, saya berkesimpulan bahwa Santa saya adalah:
AISYAH SARI DEWI
Pemilik Blog: Through Tinted Glass
Terima kasih pada Divisi Event BBI, Kak Mia dan Oky yang memikirkan serta menyelenggarakan event hebat ini, dan juga kepada Meilia, yang turut repot mencari tahu siapa santa saya. Mudah-mudahan benar :))
Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1908. Ada 12 bab dalam novel ini, yaitu sebagai berikut:
- THE RIVER BANK (Tepi sungai)
- THE OPEN ROAD (Jalan raya)
- THE WILD WOOD (Hutan rimba)
- MR. BADGER (Rumah Luak)
- DULCE DOMUM (Rumahku Istanaku)
- MR. TOAD (Tuan Katak)
- THE PIPER AT THE GATES OF DAWN (Pelindung Makhluk-makhluk Kecil)
- TOAD'S ADVENTURES (Petualangan Katak)
- WAYFARERS ALL (Penjelajah)
- THE FURTHER ADVENTURES OF TOAD (Petualangan Katak Selanjutnya)
- LIKE SUMMER TEMPESTS CAME HIS TEARS' (Nasib Puri Katak)
- THE RETURN OF ULYSSES (Kepulangan Katak)
Walaupun cerita ini untuk anak, tidak berlebihan jika orang dewasa turut memetik makna. Bukankah sebagai orang dewasa sekalipun, semestinya dapat mengambil makna dari setiap peristiwa? tidak ada suatu keadaan yang dianggap terlalu biasa untuk tidak diambil hikmahnya. Persahabatan empat hewan, yaitu Molly Si Tikus Tanah, Ratty Si Tikus Air, Toad Si Katak, serta...Si Luak. Mereka hidup bersama di hutan, dan menikmati kehidupan mereka masing-masing. Memang bila dipandang dari sudut pandang orang dewasa, maka cerita Molly dan kawan-kawannya akan memperoleh komentar: "Ah cerita seperti ini biasa banget." Namun, ketika misalnya orang dewasa yang mengatakan komentar di atas, ditanyakan bagaimana pesan moral cerita ini? baru mungkin ia tidak bisa menjawab dengan cepat, karena harus memikirkan serta mencarinya kembali.
Biasanya, bila menjelang akhir tahun seperti sekarang ini, lazim pada kebanyakan orang untuk membuat kaleidoskop maupun membuat resolusi tahun baru. Yang menjadi obyek kaleidoskop yaitu kejadian/peristiwa pada masa lalu, sedangkan obyek resolusi adalah suatu keinginan atau cita-cita. Lalu pertanyaannya, apakah kondisi tersebut menunjukkan bahwa manusia sangat sadar akan kefanaannya, sehingga merasa perlu dan harus membuat pengingat bahwa hidupnya sementara?
Fenomena yang terjadi pada kaum urban adalah kebanyakan orang ingin serba cepat. Naik kendaraan harus cepat. Beli gadget harus dengan kecepatan bla bla bla bla. Internetnya harus mengunduh dengan cepat. Proses administrasi harus cepat. Demikian juga iklan-iklan perumahan ataupun properti di tengah kota, dengan memberi label: "5 menit dari exit tol!" dan sebagainya-dan sebagainya yang menawarkan kecepatan menjadi brand-nya.
Saya pernah membaca kata pengantar Eep Saefulloh Fatah pada sebuah buku, yang menyatakan bahwa ketika ia menjalani masa awal perkuliahan di Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, ia mendapat saran mulia dari seorang pengajar senior:
" Jangan hanya baca buku-buku politik mutakhir, coba bacalah juga buku-buku filsafat, sejarah, biografi, dan sastra."
"Filsafat akan mengajari Anda tertib berpikir. Sejarah membuat Anda tahu dunia macam apa yang mengantarkan hidup Anda hingga tiba di hari ini. Biografi mengajari Anda bagaimana manusia dengan beragam karakter berinteraksi dengan zamannya. Lalu, sastra membuat sisi-sisi artistik dan kemanusiaan Anda terasah."
Buku kecil ini memang kurang lebih 150 halaman, namun buku ini kecil ini menurut saya memiliki unsur-unsur yang disarankan oleh pengajar senior Eep yaitu filsafat, sejarah, biografi, dan sastra. Dari judul Inggrisnya, yaitu That Same Flower: Floria Aemilia's Letter to Saint Augustine, buku ini merupakan surat dari Floria Aemilia yang ditujukan untuk menanggapi tulisan Agustinus dalam buku Confessions. Confessions merupakan buku autobiografi Agustinus, yang menceritakan masa lalunya yang penuh dosa sebelum Agustinus menjadi kristiani. Tentunya ketika bicara masalah keempat unsur di atas tadi, akan berkaitan dengan manusia itu sendiri.
" Jangan hanya baca buku-buku politik mutakhir, coba bacalah juga buku-buku filsafat, sejarah, biografi, dan sastra."
"Filsafat akan mengajari Anda tertib berpikir. Sejarah membuat Anda tahu dunia macam apa yang mengantarkan hidup Anda hingga tiba di hari ini. Biografi mengajari Anda bagaimana manusia dengan beragam karakter berinteraksi dengan zamannya. Lalu, sastra membuat sisi-sisi artistik dan kemanusiaan Anda terasah."
Buku kecil ini memang kurang lebih 150 halaman, namun buku ini kecil ini menurut saya memiliki unsur-unsur yang disarankan oleh pengajar senior Eep yaitu filsafat, sejarah, biografi, dan sastra. Dari judul Inggrisnya, yaitu That Same Flower: Floria Aemilia's Letter to Saint Augustine, buku ini merupakan surat dari Floria Aemilia yang ditujukan untuk menanggapi tulisan Agustinus dalam buku Confessions. Confessions merupakan buku autobiografi Agustinus, yang menceritakan masa lalunya yang penuh dosa sebelum Agustinus menjadi kristiani. Tentunya ketika bicara masalah keempat unsur di atas tadi, akan berkaitan dengan manusia itu sendiri.
Divisi Event Blogger Buku Indonesia (BBI) kembali dengan program Secret Santa. Secret Santa (SS) adalah sebuah program berbagi buku di antara anggota BBI yang sudah mendaftar sebelumnya. Ini kali ketiga saya mengikuti program ini, dan ikut merasakan kemeriahan serta keseruannya. Tahun ini saya mendapat buku yang sudah saya masukkan di daftar keinginan Goodreads. Dan santa saya menghadiahkan dua buah buku yaitu "Pulang" karangan Leila S. Chudori. dan Saling Silang Indonesia-Eropa, kumpulan tulisan Joss Wibisono.
Sekilas mengenai buku Pulang, sebelumnya saya telah membaca novel (atau kumpulan cerpen?) karangan Leila S. Chudori, yaitu 9 dari Nadira. Saya tertarik untuk menggali cukilan fakta yang dipaparkan dalam buku tersebut. Saya tengah membaca buku Pulang ini, dan menemukan kondisi yang mirip, dimana penyebutan nama tempat dan peristiwanya dalam ceritanya benar-benar nyata. Saat menulis postingan ini, saya sudah berada di tengah-tengah buku, dan cukup menikmati aliran ceritanya.
Terkait dengan buku Saling Silang Indonesia-Eropa, saya juga menyukai kumpulan tulisan, karena saya mencoba belajar bagaimana menulis dengan tema tertentu, padat informasi dan argumentasi, namun dengan tidak terlalu panjang. Topik-topik yang disajikan juga sangat beragam. Yang jelas, dengan buku ini saya semakin memahami bahwa ada keterkaitan antara Indonesia dan Eropa.
Apa saja yang saya dapatkan selain dua buku itu? Sila melihat pada gambar berikut.
Di samping buku, santa saya turut melampirkan sebuah kartu pos bergambar Gereja Blenduk, Semarang, serta satu buah pembatas buku wayang. Dari benda-benda inilah saya harus menebak siapa secret santanya. Berikut saya tuliskan apa yang ada di balik kartu pos ini sebagai pembuka misteri:
Wish you a wonderful X-mas and a very happy new year
from: secret santa (moon goddess)
Keterangan yang minim ini membuat saya bingung. Namun, saya masih punya cukup waktu menebaknya, berdasarkan data-data lain yang saya miliki. Semoga saya dapat menebaknya dengan benar.
Thank you santa :)
Tautan peserta secret santa lain dapat dilihat di bawah:
Istri Tanpa Clurit (Kumpulan Cerpen)
Pengarang: Bode Riswandi
Desain sampul dan ilustrasi: Nazarudin Azhar
Penerbit: Ultimus Bandung (Januari 2012)
xvi + 96 hlm
ISBN: 978-602-8331-40-1
Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek karangan Bode Riswandi. Berisikan 10 cerita pendek. Karangan Bode sebelumnya, "Mendaki Kantung di matamu" pernah masuk 10 besar Khatulistiwa Literary Award tahun 2010. Covernya sangat unik, mewakili judul cerpen yang menjadi judul cover bukunya, gambar sebagian wajah perempuan dengan font yang terkesan 'horor' dan 'mistis'. Tidak lama menghabiskan 96 halaman buku ini, dalam satu jam, saya menyelesaikannya. Kesepuluh cerita pendek itu adalah sebagai berikut:
- Hari Kedua Belas
- Lukisan
- Riwayat Penyemir Lars
- Istri Tanpa Clurit
- Tamu Asing Ibu Menteri
- Menangisi Anjing
- Menjadi Teman Baik Pelacur
- Pelacur yang Mati di Kali
- Pelacur yang Disekap Sehari Menjelang Pemilukada
- Para Pembunuh
Sebelum menelaah novel ini, saya mencari apa arti kata "pasung". Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) online, pengertian pasung adalah: pasung /pa·sung/ n alat untuk menghukum orang, berbentuk kayu apit atau kayu berlubang, dipasangkan pd kaki, tangan, atau leher; memasung /me·ma·sung/ v 1 membelenggu seseorang dng pasung; memasang pasung pd...; 2 memasukkan ke dl kurungan (penjara); 3 ki membatasi (menghambat) ruang gerak: peraturan itu ~ kreativitas anak-anak; pasungan /pa·sung·an/ n 1 pasung; 2 penjara; pemasungan /pe·ma·sung·an/ n proses, cara, perbuatan memasung.
Judul: Pasung Jiwa
Penulis: Okky Madasari
Sampul: Rizky Wicaksono
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (Mei 2013)
328 halaman
ISBN: 978-979-22-9669-3
Judul: Life on the Refrigerator
Kehidupan di Pintu Kulkas
Penulis: Alice Kuipers
Alih bahasa: Rosi L. Simamora
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-4173-0
Buku ini tidak sengaja saya temukan di toko buku Gramedia di Kuningan City, saat itu buku ini sedang 'terserak' dan saya memungutnya. Sudah lama saya mendengar tentang buku ini, dan suatu kebetulan ketika saya datang, buku ini tinggal satu-satunya dan akhirnya berpindah ke tangan saya seharga sepuluh ribu rupiah saja. (note: cover yang saya tampilkan bukan cover terbitan gramedia)
Alice Kuipers memulai debut pertamanya menulis novel Life on the Refrigerator pada tahun 2007. Ia adalah sarjana psikologi dari Manchester University dan menyelesaikan pendidikan masternya pada jurusan Writing Program Manchester Metropolitan University. Novel ini memenangkan penghargaan Saskatchewan First Book Award, the Sheffield Libraries Choice Award, dan the Grand Prix de Viarmes. Novel keduanya adalah The Worst Thing She Ever Did (2010). Novel ini memenangkan penghargaan Arthur Ellis Award, Best Juvenile/YA Crime Book 2011 and the OLA White Pine Official Selection 2011. Sedangkan novel ketiganya adalah 40 Things I Want To Tell You (2012) yang juga meraih penghargaan a Saskachewan Book Award for Young Adult Literature pada tahun 2013 dan sebagai Young Adult Honour Book pada Canadian Library Association di tahun 2013.
Setelah membacanya (dengan relatif cepat), saya menyimpulkan bahwa ada tiga kata kunci dalam novel ini, yaitu kulkas, ibu, dan kehidupan. Saya akan coba membahasnya sesuai dengan apa yang saya alami.
Apakah makna "kebebasan" bagi pengarang? Iwan Simatupang dalam sebuah esainya: Kebebasan Pengarang dan masalah tanah air menyatakan bahwa maknanya adalah kebebasan yang dibutuhkan (oleh pengarang) untuk memungkinkan penciptaan. Proses penciptaan adalah pergumulan kebebasan melawan yang selebihnya, alias melawan ketakbebasan.
Buku ini bercerita tentang Pak Sastro yang kehilangan burung perkututnya. Burung perkututnya ini sudah bersama pak Sastro kurang lebih 10 tahun. Pak Sastro membeli burung perkututnya di Pasar Senen, sebagai pelipur lara karena ia baru saja ditinggal anak tunggalnya, Amat. Sebelum kehilangan Amat, Pak Sastro juga kehilangan istrinya yang diseret banjir. Pak Sastro yang disegani di desanya sangat bermuram. Orang-orang di desa menganjurkan padanya agar ia mencari pengganti istrinya, namun ia bergeming. Anaknya Amat juga pergi meninggalkannya sampai ia tahu berita kematiannya. Sungguh Pak Sastro sangat bersedih, dan ketika pulang dari acara pemakaman Amat di pekuburan Karet, ia meminta tukang becak mengantarnya ke Pasar Senen untuk mengetahui hal ikhwal kematian Amat yang katanya tergilas kereta api. (cat. bisa terbayang jauhnya, kurang lebih 10km).