Judul: Pramoedya Ananta Toer Luruh Dalam Ideologi
Judul Asli: From Culture to Politics: The Writing of Pramoedya A. Toer 1950-1965
Penulis: Savitri Scherer
Pengantar: Ajip Rosidi
Editor: Antariksa
Penerjemah: Dalih Sembiring, Astrid Reza, Abmi Handayani,
Desain Sampul: Hartanto 'Kebo" Utomo
Desain Isi: Sarifudin
Tebal: xviii + 190 hlm; 14 x 21 cm
Penerbit: Komunitas Bambu, Januari 2012
ISBN: 978-602-9402-02-5
Buku ini adalah disertasi Savitri di Australian National University (ANU) Tahun 1981. Tiga puluh tahun setelah tesis ini terbit, barulah tesis tersebut keluar dari ranah akademis menuju ke pembaca umum. Menarik sekali bila mengingat bahwa Pram pada saat tersebut masih diawasi oleh Pemerintah Orde Baru karena Pram menyebarkan paham Marxisme-Leninisme lewat tulisan-tulisannya. Saat itu, tidak ada yang berani mengkritisi pemerintah, terutama tidak ada yang mengkritisi apa yang salah dengan karya-karya Pram, tindakan pemberangusan buku-buku berbau kiri oleh Kejaksaan Agung seolah dibenarkan, tanpa pernah mengkritisi dulu apa isinya Namun, tulisan tak pernah mati. Ia menyuarakan peristiwa-peristiwa tersembunyi tanpa mengenal rasa takut.
Judul Asli: From Culture to Politics: The Writing of Pramoedya A. Toer 1950-1965
Penulis: Savitri Scherer
Pengantar: Ajip Rosidi
Editor: Antariksa
Penerjemah: Dalih Sembiring, Astrid Reza, Abmi Handayani,
Desain Sampul: Hartanto 'Kebo" Utomo
Desain Isi: Sarifudin
Tebal: xviii + 190 hlm; 14 x 21 cm
Penerbit: Komunitas Bambu, Januari 2012
ISBN: 978-602-9402-02-5
Buku ini adalah disertasi Savitri di Australian National University (ANU) Tahun 1981. Tiga puluh tahun setelah tesis ini terbit, barulah tesis tersebut keluar dari ranah akademis menuju ke pembaca umum. Menarik sekali bila mengingat bahwa Pram pada saat tersebut masih diawasi oleh Pemerintah Orde Baru karena Pram menyebarkan paham Marxisme-Leninisme lewat tulisan-tulisannya. Saat itu, tidak ada yang berani mengkritisi pemerintah, terutama tidak ada yang mengkritisi apa yang salah dengan karya-karya Pram, tindakan pemberangusan buku-buku berbau kiri oleh Kejaksaan Agung seolah dibenarkan, tanpa pernah mengkritisi dulu apa isinya Namun, tulisan tak pernah mati. Ia menyuarakan peristiwa-peristiwa tersembunyi tanpa mengenal rasa takut.