Trimakasih buat mbak Fanda, Oky, dan Maya yang sudah menginisiasi program ini. Sedikit bercerita tentang acara ini, sebelumnya saya sendiri hampir tidak mengikutinya dikarenakan saya tidak mengikuti diskusi oleh teman-teman di group. Ada yang menggunakan Rafflecopter, Google Docs, apalah yang bikin saya keder duluan. Namun, saya tetap bertekad untuk ikut acara tersebut sebab ingin urun bersukacita bersama merayakan kebersamaan sekaligus merayakan ulangtahun blog ini yang pertama (April 2011-April 2012). Setahu saya, yang umur blognya sebaya dengan blog ini adalah blog Annisa Anggiana. Selamat buat kita semua :)
Judul: The Journey: Kisah Perjalanan Para Pencerita
Penulis: Adhitya Mulya, Alexander Thian, Farida Susanty, Ferdiriva Hamzsh, Gama Harjono, Okke Sepatumerah, Raditya Dika, Trinity, Valiant Budi, Ve Handojo, Windy Ariestanty, Winna Effendi
Editor: Resita Wahyu Febiratri
Proof Reader: Alit Tisna Palupi
Penata letak: Dian Novitasari
Desainer sampul: Jeffri Fernando
Penerbit: Gagas Media
Tahun: vii + 246 hlm
Cetakan ketiga, 2011.
Hidup adalah sebuah perjalanan, perjalanan di dunia dimulai dari lahir hingga mati. Ada banyak tempat indah di dunia ini yang tak mungkin semua bisa dikunjungi. Toh jika menyadari bahwa seluruh waktu hidup kita tidak akan mampu menjalani seluruh dunia ini, mengapa kita harus berjalan? Sebab itu adalah langkah kecil untuk mengenal bahwa kita tidak ada apa-apanya di dunia fana ini. Selain itu, sebagai alat permenungan bahwa Sang Mahapencipta adalah pelukis ulung yang tidak terbandingkan.
Penulis: Adhitya Mulya, Alexander Thian, Farida Susanty, Ferdiriva Hamzsh, Gama Harjono, Okke Sepatumerah, Raditya Dika, Trinity, Valiant Budi, Ve Handojo, Windy Ariestanty, Winna Effendi
Editor: Resita Wahyu Febiratri
Proof Reader: Alit Tisna Palupi
Penata letak: Dian Novitasari
Desainer sampul: Jeffri Fernando
Penerbit: Gagas Media
Tahun: vii + 246 hlm
Cetakan ketiga, 2011.
Hidup adalah sebuah perjalanan, perjalanan di dunia dimulai dari lahir hingga mati. Ada banyak tempat indah di dunia ini yang tak mungkin semua bisa dikunjungi. Toh jika menyadari bahwa seluruh waktu hidup kita tidak akan mampu menjalani seluruh dunia ini, mengapa kita harus berjalan? Sebab itu adalah langkah kecil untuk mengenal bahwa kita tidak ada apa-apanya di dunia fana ini. Selain itu, sebagai alat permenungan bahwa Sang Mahapencipta adalah pelukis ulung yang tidak terbandingkan.
Dalam rangka memperingati hari ulang Tahun BBI (Blogger Buku Indonesia) yang jatuh pada hari ini ( 13 April 2012) 3 blogger buku yang tergabung dalam BBI yaitu Fanda, Oky, dan Maya mengagas Giveaway Hop. Sebagai kepedulian BBI-ers pada karya-karya lokal maka buku2 yg dijadikan giveaway adalah buku-buku karya penulis lokal.
Blog Buku Helvry turut merayakan ulangtahun BBI tersebut dengan memberikan giveaway berupa buku karangan penulis Indonesia. Sehubungan dengan Bulan April ini adalah bulan lahirnya RA Kartini (21 April), maka Blog Buku Helvry akan memberikan kebebasan kepada pemenang giveaway ini untuk memilih buku yang dipilihnya dengan syarat buku tersebut harus penulis perempuan dan maksimal harga buku tersebut sebesar Rp70.000.
Asyik bukan?
Nah berikut akan saya tampilkan beberapa resensi saya dari penulis perempuan Indonesia:
1. 9 dari Nadira (Leila S. Chudori)
2. Cerita Segelas Kopi (Melanie Subono)
3. Galau Putri Calon Arang (Femmy Syahrani)
4. Garis Perempuan (Sanie B. Kuncoro)
5. Laki-Laki Beraroma Rempah-Rempah (Tina K)
6. Laki-laki yang Salah (Lan Fang)
7. Para Pemuja Matahari (Lutfi Retno Wahyudyanti)
8. Rahasia Bulan: Kumpulan Cerita Pendek (Clara Ng dkk)
9. Rahasia Selma (Linda Christanty)
10. Rumah Coklat (Sitta Karina)
11. Saman (Ayu Utami)
12. Tanah Tabu (Anindita S. Thayf)
13. Tea For Two (Clara Ng)
Untuk mengikuti giveaway versi Blog Buku Helvry harus memenuhi persyaratan berikut:
- Terbuka untuk seluruh pengunjung yang berdomisili di seluruh Indonesia.
- Peserta harus memfollow blog ini dengan Google Friend Connect dan/atau memasukkan link blog buku helvry ke blogroll-nya
- Membaca salah satu atau lebih 13 resensi di atas dan meninggalkan komentar atas isi resensi tersebut atau atas penulisnya.
- Menjawab pertanyaan sebagai berikut: "Sebagai pembaca atau orang awam, hal apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis bagi masyarakat Indonesia?" Jawaban pertanyaan tersebut dapat dituliskan melalui komentar di bawah postingan ini.
- Giveaway berakhir pada 26 April 2012 pukul. 23:59
- Pemenang akan diumumkan pada tanggal 27 April 2012 pukul 09.00
Terimakasih sudah berpartisipasi mengikuti acara ini.
HelvrySinaga
twitter: @helvrySINAGA
YM : helvrysin
Gtalk : helvry
Skype : shinaga21
Judul: Rumah Coklat
Pengarang: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Ilustrator: Irene Dewanto
Penata Letak: Wahid Hisbullah
Cetakan: I (Desember 2011)
Tebal: 226 hlm
Penerbit: Buah Hati
ISBN: 9786028663748
Inilah buku bergenre "Momlit" yang saya baca pertama kali. Sebelumnya saya memang sudah pernah mendengar genre momlit ini, dan saya penasaran dengan apa isinya. Ternyata..yah begitulah..untuk buku ini bercerita tentang kegundahan seorang ibu yang juga seorang pekerja dengan mimpi besar melihat perkembangan putra dan kehidupan rumah tangganya.
Membaca buku ini, saya disegarkan dengan betapa beratnya hidup sebagai seorang wanita pekerja yang sekaligus ibu seorang bayi. Tokoh sentral pada kisah ini adalah Hannah, bersama suaminya Wigra, dan putra semata wayang mereka, Razsya. Mereka bertiga tinggal bersama dengan ibu Hannah, Yani yang sudah menjanda. Bersama mereka juga tinggal seorang pengasuh Razsya yang baru berusia 16 tahun bernama Upik. Sekilas diceritakan oleh Hannah bahwa ia menyenangi Upik karena telaten mengurus Razsya dan karena alasan bahwa Upik satu kampung dengan eyang buyut Hannah di Jawa Tengah.
Pengarang: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Ilustrator: Irene Dewanto
Penata Letak: Wahid Hisbullah
Cetakan: I (Desember 2011)
Tebal: 226 hlm
Penerbit: Buah Hati
ISBN: 9786028663748
Inilah buku bergenre "Momlit" yang saya baca pertama kali. Sebelumnya saya memang sudah pernah mendengar genre momlit ini, dan saya penasaran dengan apa isinya. Ternyata..yah begitulah..untuk buku ini bercerita tentang kegundahan seorang ibu yang juga seorang pekerja dengan mimpi besar melihat perkembangan putra dan kehidupan rumah tangganya.
Membaca buku ini, saya disegarkan dengan betapa beratnya hidup sebagai seorang wanita pekerja yang sekaligus ibu seorang bayi. Tokoh sentral pada kisah ini adalah Hannah, bersama suaminya Wigra, dan putra semata wayang mereka, Razsya. Mereka bertiga tinggal bersama dengan ibu Hannah, Yani yang sudah menjanda. Bersama mereka juga tinggal seorang pengasuh Razsya yang baru berusia 16 tahun bernama Upik. Sekilas diceritakan oleh Hannah bahwa ia menyenangi Upik karena telaten mengurus Razsya dan karena alasan bahwa Upik satu kampung dengan eyang buyut Hannah di Jawa Tengah.
Judul: Sukarno, Orang Kiri, Revolusi & G30S 1965
Kumpulan tulisan: Onghokham
Penyunting: JJ Rizal
Penyelaras: Martina Safitry & Fadly Kurniawan
Desain Isi: Sarifudin
Desain Sampul: Hartanto "Kebo" Utomo
Cetakan pertama: April 2009
Penerbit: Komunitas Bambu
Tebal: xii + 220 hlm
ISBN: 9793731524
Bahasan mengenai peristiwa 30 September 1965 (menurut Ong lebih tapat menggunakan tanggal 1 Oktober 1965) tidak habis-habisnya. Tidak adanya klarifikasi resmi dari para pelaku sejarah, membuat kita semakin terjebak dengan prasangka yang tidak berdasar. Upaya melakukan rekonstruksi sejarah bukan tidak dilakukan. Namun, dokumen-dokumen terkait sangat terbatas, serta orang-orang yang dianggap menjadi narasumber utama yang diharapkan memberikan titik terang pengungkapan sejarah masa lalu sudah tiada. Alhasil, peristiwa G30S ini menjadi masih tanda tanya besar apa dan bagaimana penyebabnya. Padahal dampaknya cukup nyata.
Kumpulan tulisan: Onghokham
Penyunting: JJ Rizal
Penyelaras: Martina Safitry & Fadly Kurniawan
Desain Isi: Sarifudin
Desain Sampul: Hartanto "Kebo" Utomo
Cetakan pertama: April 2009
Penerbit: Komunitas Bambu
Tebal: xii + 220 hlm
ISBN: 9793731524
Bahasan mengenai peristiwa 30 September 1965 (menurut Ong lebih tapat menggunakan tanggal 1 Oktober 1965) tidak habis-habisnya. Tidak adanya klarifikasi resmi dari para pelaku sejarah, membuat kita semakin terjebak dengan prasangka yang tidak berdasar. Upaya melakukan rekonstruksi sejarah bukan tidak dilakukan. Namun, dokumen-dokumen terkait sangat terbatas, serta orang-orang yang dianggap menjadi narasumber utama yang diharapkan memberikan titik terang pengungkapan sejarah masa lalu sudah tiada. Alhasil, peristiwa G30S ini menjadi masih tanda tanya besar apa dan bagaimana penyebabnya. Padahal dampaknya cukup nyata.
Judul: Plato Ngafe Bareng Singa Laut: Berfilsafat dengan Anekdot
Judul asli: Plato and Platypus Walk into a Bar
Penulis: Daniel M. Klein dan Thomas Cathcart
Penerjemah: P. Hardono Hadi
Editor: Eresto & Dwiko
Desain Sampul: Bimalizer
Desain Isi: Damar & Marini
Penerbit: Kanisius (2011)
Tebal: x + 211 hlm
ISBN139789792127126
Mendengar atau membaca istilah filsafat biasanya membuat orang berpikiran bahwa filsafat adalah sesuatu yang dihubungkan dengan berpikir rumit. Padahal, berfilsafat adalah proses berpikir menemukan makna. Mungkin juga kesan yang ditimbulkan oleh buku-buku filsafat yang jauh dari kesan menarik dan ditujukan pada orang serius juga.
Lalu dimana kedudukan filsafat dalam dalam sejarah manusia? Sejak ribuan tahun lalu, banyak di benak orang-orang telah banyak muncul pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengetahui bagaimana alam semesta dan isinya tercipta. Ilmu pengetahuan terus berkembang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuno tersebut dan pencarian tersebut terus berlangsung sampai sekarang.
Judul asli: Plato and Platypus Walk into a Bar
Penulis: Daniel M. Klein dan Thomas Cathcart
Penerjemah: P. Hardono Hadi
Editor: Eresto & Dwiko
Desain Sampul: Bimalizer
Desain Isi: Damar & Marini
Penerbit: Kanisius (2011)
Tebal: x + 211 hlm
ISBN139789792127126
Mendengar atau membaca istilah filsafat biasanya membuat orang berpikiran bahwa filsafat adalah sesuatu yang dihubungkan dengan berpikir rumit. Padahal, berfilsafat adalah proses berpikir menemukan makna. Mungkin juga kesan yang ditimbulkan oleh buku-buku filsafat yang jauh dari kesan menarik dan ditujukan pada orang serius juga.
Lalu dimana kedudukan filsafat dalam dalam sejarah manusia? Sejak ribuan tahun lalu, banyak di benak orang-orang telah banyak muncul pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengetahui bagaimana alam semesta dan isinya tercipta. Ilmu pengetahuan terus berkembang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuno tersebut dan pencarian tersebut terus berlangsung sampai sekarang.
Judul: Cerita Segelas Kopi Lessons from Love, Life, and Loss
Penulis: Melanie Subono
Desain Sampul: Marsha Gratiana
Penerbit: Penerbit Qanita (PT Mizan Publika)
Tahun: 2011 (November)
ISBN: 9786029225334
Trimakasih kepada para pedagang Timur yang telah memperkenalkan kopi ke nusantara pada awal abad 17. Kopi ini juga yang menjadikan VOC tertarik untuk mengekspornya dari Batavia ke Eropa. Dan sampai sekarang, kopi tetap memesona dengan wangi dan rasanya. Ketika orang-orang membicarakan sesuatu topik obrolan dengan secangkir kopi, saya pernah bercakap-cakap dengan ibu saya ketika membuat kopi dari mulai biji ke menjadi bubuk kopi yang siap diseduh. Untuk komoditas yang sama dengan pengalaman berbeda.
Melanie menulis buku ini dari kumpulan tulisannya di blog pribadinya di sini Kegelisahannya tentang makna hidup yang berguna tergambar pada sebuah pertanyaan yang membuatnya ia terdiam: "Mba, kalau besok mati, mau diinget sebagai apa sama orang? Apa yang udah Mba lakuin slama ini?" hal itu mungkin selaras dengan apa yang dikatakan oleh Reshad Field: "Benar-benar mengetahui dan menerima bahwa tubuh ini mati, dan hanya inilah satu-satunya waktu yang kita miliki, adalah senjata paling dahsyat yang mungkin kita punya." Bicara perihal kematian, itu sesuatu yang pasti. Karena itu, memaknai hidup yang terbatas, Melanie berbagi hidup melalui tulisan.
Penulis: Melanie Subono
Desain Sampul: Marsha Gratiana
Penerbit: Penerbit Qanita (PT Mizan Publika)
Tahun: 2011 (November)
ISBN: 9786029225334
Trimakasih kepada para pedagang Timur yang telah memperkenalkan kopi ke nusantara pada awal abad 17. Kopi ini juga yang menjadikan VOC tertarik untuk mengekspornya dari Batavia ke Eropa. Dan sampai sekarang, kopi tetap memesona dengan wangi dan rasanya. Ketika orang-orang membicarakan sesuatu topik obrolan dengan secangkir kopi, saya pernah bercakap-cakap dengan ibu saya ketika membuat kopi dari mulai biji ke menjadi bubuk kopi yang siap diseduh. Untuk komoditas yang sama dengan pengalaman berbeda.
Melanie menulis buku ini dari kumpulan tulisannya di blog pribadinya di sini Kegelisahannya tentang makna hidup yang berguna tergambar pada sebuah pertanyaan yang membuatnya ia terdiam: "Mba, kalau besok mati, mau diinget sebagai apa sama orang? Apa yang udah Mba lakuin slama ini?" hal itu mungkin selaras dengan apa yang dikatakan oleh Reshad Field: "Benar-benar mengetahui dan menerima bahwa tubuh ini mati, dan hanya inilah satu-satunya waktu yang kita miliki, adalah senjata paling dahsyat yang mungkin kita punya." Bicara perihal kematian, itu sesuatu yang pasti. Karena itu, memaknai hidup yang terbatas, Melanie berbagi hidup melalui tulisan.
Judul: Pramoedya Ananta Toer Luruh Dalam Ideologi
Judul Asli: From Culture to Politics: The Writing of Pramoedya A. Toer 1950-1965
Penulis: Savitri Scherer
Pengantar: Ajip Rosidi
Editor: Antariksa
Penerjemah: Dalih Sembiring, Astrid Reza, Abmi Handayani,
Desain Sampul: Hartanto 'Kebo" Utomo
Desain Isi: Sarifudin
Tebal: xviii + 190 hlm; 14 x 21 cm
Penerbit: Komunitas Bambu, Januari 2012
ISBN: 978-602-9402-02-5
Buku ini adalah disertasi Savitri di Australian National University (ANU) Tahun 1981. Tiga puluh tahun setelah tesis ini terbit, barulah tesis tersebut keluar dari ranah akademis menuju ke pembaca umum. Menarik sekali bila mengingat bahwa Pram pada saat tersebut masih diawasi oleh Pemerintah Orde Baru karena Pram menyebarkan paham Marxisme-Leninisme lewat tulisan-tulisannya. Saat itu, tidak ada yang berani mengkritisi pemerintah, terutama tidak ada yang mengkritisi apa yang salah dengan karya-karya Pram, tindakan pemberangusan buku-buku berbau kiri oleh Kejaksaan Agung seolah dibenarkan, tanpa pernah mengkritisi dulu apa isinya Namun, tulisan tak pernah mati. Ia menyuarakan peristiwa-peristiwa tersembunyi tanpa mengenal rasa takut.
Judul Asli: From Culture to Politics: The Writing of Pramoedya A. Toer 1950-1965
Penulis: Savitri Scherer
Pengantar: Ajip Rosidi
Editor: Antariksa
Penerjemah: Dalih Sembiring, Astrid Reza, Abmi Handayani,
Desain Sampul: Hartanto 'Kebo" Utomo
Desain Isi: Sarifudin
Tebal: xviii + 190 hlm; 14 x 21 cm
Penerbit: Komunitas Bambu, Januari 2012
ISBN: 978-602-9402-02-5
Buku ini adalah disertasi Savitri di Australian National University (ANU) Tahun 1981. Tiga puluh tahun setelah tesis ini terbit, barulah tesis tersebut keluar dari ranah akademis menuju ke pembaca umum. Menarik sekali bila mengingat bahwa Pram pada saat tersebut masih diawasi oleh Pemerintah Orde Baru karena Pram menyebarkan paham Marxisme-Leninisme lewat tulisan-tulisannya. Saat itu, tidak ada yang berani mengkritisi pemerintah, terutama tidak ada yang mengkritisi apa yang salah dengan karya-karya Pram, tindakan pemberangusan buku-buku berbau kiri oleh Kejaksaan Agung seolah dibenarkan, tanpa pernah mengkritisi dulu apa isinya Namun, tulisan tak pernah mati. Ia menyuarakan peristiwa-peristiwa tersembunyi tanpa mengenal rasa takut.
Judul: Karena Winn-Dixie
Judul Asli: Because of Winn-Dixie
Penulis: Kate di Camillo
Alih Bahasa: Diniarty Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2004 (Desember)
ISBN: 9792210644
Apakah kau mencari rumah? sang pendeta bertanya, lembut sekali, pada Winn Dixie. Winn Dixie menggoyang-goyangkan ekornya. "Yah," sang pendeta berkata, "kurasa kau punya rumah sekarang." (hlm 19).
Bagaimana kita memaknai sebuah rumah? Apakah kita memandang bahwa rumah adalah bangun ruang yang terdiri dari lantai, dinding, jendela dan atap? rumah adalah sebuah lambang status dimana rumah menunjukkan kelas sosial seorang manusia. Rumah juga merupakan tempat perlindungan, dimana rumah adalah tempat paling aman dari angin, hujan dan panas. Rumah juga adalah inspirasi, dimana angan-angan dan cita-cita terbentuk dan berpulang kembali dari dan ke rumah. Dan rumah adalah bentuk penerimaan. Bagi orang-orang yang tersisih, bagi yang kehilangan, bagi yang tak berpunya sanak, bagi yang ditolak, dan bagi yang sendiri.
Judul Asli: Because of Winn-Dixie
Penulis: Kate di Camillo
Alih Bahasa: Diniarty Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2004 (Desember)
ISBN: 9792210644
Apakah kau mencari rumah? sang pendeta bertanya, lembut sekali, pada Winn Dixie. Winn Dixie menggoyang-goyangkan ekornya. "Yah," sang pendeta berkata, "kurasa kau punya rumah sekarang." (hlm 19).
Bagaimana kita memaknai sebuah rumah? Apakah kita memandang bahwa rumah adalah bangun ruang yang terdiri dari lantai, dinding, jendela dan atap? rumah adalah sebuah lambang status dimana rumah menunjukkan kelas sosial seorang manusia. Rumah juga merupakan tempat perlindungan, dimana rumah adalah tempat paling aman dari angin, hujan dan panas. Rumah juga adalah inspirasi, dimana angan-angan dan cita-cita terbentuk dan berpulang kembali dari dan ke rumah. Dan rumah adalah bentuk penerimaan. Bagi orang-orang yang tersisih, bagi yang kehilangan, bagi yang tak berpunya sanak, bagi yang ditolak, dan bagi yang sendiri.
Judul: Impian Perawan
Pengarang: Nugroho Suksmanto
Desain sampul: Hasta/Adhitya Dharma
Gambar sampul: Biscuits Levre-Utile,1897 karya Alphonse Mucha
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan: Kedua (April 2009)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: xii + 122 halaman
ISBN: 9789792241792
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya Nugroho Suksmanto yang beberapa diantaranya telah diterbitkan di berbagai media cetak. Sebuah pengantar oleh Budi Dharma, yang memberi sentuhan akademis pada karya Nugroho ini. Ia memberi peristilahan unity in variety.
Baik Socrates maupun Aristoteles berpendapat bahwa sastra merupakan cerminan dari realita atau mimesis. Nugroho menggunakan cerpen sebagai media penyampaian realita pada para pembaca. Tidak hanya sastra sebenarnya, karya seni seperti patung, lukisan, lagu, drama, tari, dan sebagainya.
Budi Dharma menambahkan seorang pemikir bernama Horace mengingatkan bahwa sastra harus memenuhi dulce et utile. Dulce adalah rasa nikmat, rasa haru, atau rasa apapun yang menjadikan pembaca tertarik, dan utile adalah kegunaan atau manfaat. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa sesuatu keindahan ataupun manfaat juga tergantung bagaimana pembaca meresponi sastra tersebut.
Pengarang: Nugroho Suksmanto
Desain sampul: Hasta/Adhitya Dharma
Gambar sampul: Biscuits Levre-Utile,1897 karya Alphonse Mucha
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan: Kedua (April 2009)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: xii + 122 halaman
ISBN: 9789792241792
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya Nugroho Suksmanto yang beberapa diantaranya telah diterbitkan di berbagai media cetak. Sebuah pengantar oleh Budi Dharma, yang memberi sentuhan akademis pada karya Nugroho ini. Ia memberi peristilahan unity in variety.
Baik Socrates maupun Aristoteles berpendapat bahwa sastra merupakan cerminan dari realita atau mimesis. Nugroho menggunakan cerpen sebagai media penyampaian realita pada para pembaca. Tidak hanya sastra sebenarnya, karya seni seperti patung, lukisan, lagu, drama, tari, dan sebagainya.
Budi Dharma menambahkan seorang pemikir bernama Horace mengingatkan bahwa sastra harus memenuhi dulce et utile. Dulce adalah rasa nikmat, rasa haru, atau rasa apapun yang menjadikan pembaca tertarik, dan utile adalah kegunaan atau manfaat. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa sesuatu keindahan ataupun manfaat juga tergantung bagaimana pembaca meresponi sastra tersebut.